Bandung – Sebanyak 6 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) klaster National Defence and Hightech Industry (NDHI) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2018. Dari ke-6 BUMN tersebut PT Len Industri (Persero) meraih pendapatan terbesar.
Enam perusahaan plat merah anggota NDHI adalah PT Len Industri (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT INTI (Persero), dan PT Industri Nuklir Indonesia (Persero).
RUPS Tahun Buku 2018 yang berlangsung di Gedung Wisma Antara, Jakarta, pada Jumat (10/05) dipimpin oleh Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media (PISM), Fajar Hary Sampurno.
“Kinerja BUMN anggota NDHI tahun 2018 semakin membaik dari tahun sebelumnya. Len Industri bersama Dahana dan Pindad juga memberikan dividen bagi pemegang saham,” ucap Fajar.
Dalam RUPS tersebut memutuskan diantaranya Len Industri memberikan dividen kepada negara sebesar Rp. 12 milyar atau 9,01% dari laba bersih, atau angka terbesar yang pernah diberikan Len Industri kepada pemegang saham.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Len Industri, Zakky Gamal Yasin mengatakan, di tahun 2018 pihaknya telah melewatinya dengan sangat baik dimana PT Len Industri membukukan pendapatan sebesar Rp.5,3 triliun atau meningkat 25,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 4,25 triliun dan 24,67% lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
“Untuk NPM (Net Profit Margin) mencapai angka 2,5% atau Rp.133 Milyar. Laba bersih ini meningkat sebesar 117% dari tahun 2017 yang sejumlah Rp. 61 milyar, atau 12,55% lebih tinggi dari target,” katanya.
Menurut Zakky, kini bisnis Sistem Transportasi menjadi yang paling dominan menyumbangkan 68,68% dari total pendapatan perusahaan, diikuti oleh Lini Bisnis ICT sebesar 13,9%, Elektronika Pertahanan sebesar 9,82%, Renewable Energy sebesar 6,01%, serta Sistem Navigasi sebesar 1,4%.
“Kontribusi pendapatan konsolidasian tahun 2018 berasal dari proyek-proyek multiyears tahun sebelumnya serta proyek-proyek baru, terutama dari pembangunan Skytrain, Light Rail Transit (LRT), Sistem Pertahanan Udara Starstreak, dan pembangunan Papala Ring Paket Tengah,” imbuh Zakky.
Zakky menjelaskan, terealisasinya beberapa sinergi antar BUMN selama tahun berjalan memperkuat kekompakan serta keselarasan dalam mendukung program pembangunan infrastruktur yang tercermin dari keberhasilan penyelesaian proyek-proyek strategis secara tepat waktu, yakni LRT Sumatera Selatan dan Skytrain Bandara Internasional Soekarno Hatta.
“Sinergi akan menjadi tonggak dimulainya peluang tindak lanjut kerjasama penyelesaian proyek sejenis di wilayah kota-kota besar lainnya, bahkan hingga ke level internasional sangat terbuka,” pungkasnya.***
Rep: Suparno Hadisaputro