KILASBANDUNGNEWS.COM – Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Bandung Raya pada 22 April lalu, masih banyak terjadi pelanggaran. Sehingga PSBB Bandung Raya bakal diperketat agar memperoleh hasil maksimal.
Pelanggaran yang ditemui petugas khusus di Kota Bandung saja, tercatat 2.123 pelanggaran karena tidak menggunakan masker, 11.803 pelanggaran tidak menggunakan sarung tangan, 3.373 pelanggaran melebihi kapasitas, dan 1.255 pelanggaran karena pengendara roda dua berboncengan. Selain itu, ada pula 2.524 pembubaran massa dan 14.058 peringatan lisan kepada masyarakat yang melanggar aturan PSBB.
Sementara itu selama PSBB, tercatat 72.486 kendaraan yang melintasi Kota Bandung, baik yang menuju Kota Bandung dari luar kota maupun yang menuju kota/kabupaten di Bandung Raya yang melewati Kota Bandung. Dari 72.486 kendaraan, sebanyak 17.590 kendaraan roda dua.
“PSBB di Kota Bandung memang baru dimulai dan masih banyak masyarakat yang belum paham. Tapi kita akan terus memberlakukan ini, kita terus sosialisasikan agar memutus penularan Covid-19,” jelas Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat teleconference Evaluasi Pelaksanaan PSBB Bandung Raya dengan Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil di Bandung Command Center, Balai Kota Bandung, Sabtu (25/4/2020).
Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan kamil berpesan kepada wali kota supaya terus memperketat pengawasan pergerakan manusia di Kota Bandung. Pasalnya, ibu kota Jawa Barat ini tergolong memiliki mobilitas yang tinggi.
“Kota Bandung ini persis seperti Jakarta. Pusat kerja, pusat magnet dari pergerakan. Jadi salah satu penyebab masih banyaknya pergerakan motor mobil itu karena masih bukannya kantor-kantor dan tempat bekerja di Kota Bandung,” ujar gubernur.
Menurutnya, selama tempat-tempat bekerja itu masih beroperasi, maka aktivitas warga terutama di jalan raya juga tidak akan berhenti. Ia pun meminta agar pengawasan aktivitas warga yang tidak semestinya juga ditingkatkan, disertai dengan penegakan aturan.
“Berkaca dari Jakarta, harus ada razia kegiatan-kegiatan ini untuk menegur mereka-mereka yang masih buka di luar yang ‘emergency’, supaya menghentikan alasan terjadinya pergerakan kendaraan dari luar Kota Bandung. Jadi, mohon dijadikan evaluasi,” pintanya. (rls)