Pangandaran – Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Daerah Jawa Barat mengelar Sidang Paripurna Daerah (SPD) ke-1, di Hotel Horison Palma Pangandaran, Jumat – Sabtu (4-5/10/2019).
Sebanyak 26 peserta dari 6 perwakilan Koordinator Wilayah se-Jawa Barat mengikuti SPD kali ini yang mengangkat tema “Optimalisasi Peran Radio Siaran Dalam Pembangunan Jawa Barat.”
Sidang digelar sebagai kelanjutan dari Musyawarah Daerah (Musda) PRSSNI Jawa Barat di Bandung pada Agustus lalu.
Dalam sambutannya saat membuka acara SPD, Ketua Pengurus Daerah PRSSNI Jawa Barat Joesoef Siregar mengatakan SPD adalah kegiatan Rapat Kerja Tahunan dengan tujuan menetapkan prioritas program kerja setahun ke depan, kebijakan beserta anggarannya, dan hal lain yang bersifat teknis untuk melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Daerah (Musda ke 16).
Lebih lanjut Joesoef memaparkan, tantangan sebagai industri penyiaran kian hari kian berat. Karenanya masa keemasan yang terjadi di masa lalu tak mungkin diulang.
“Menciptakan kejayaan baru adalah hal yang harus dilakukan. Kuncinya, radio jangan bergerak sendiri, harus bersama, perkokoh kebersamaan, dan angkat potensi daerah masing masing dalam hal bisnis sebagai media. Sinergi dengan berbagai pihak adalah kunci lainnya, dalam bertahan dan berkembang. Bila kita kuat, posisioning kita juga kuat, daya saing bisnis juga menguat, maka Radio Siaran akan bisa bersaing antar media termasuk media baru, bahkan media social”, ucap Joesoef seperti dikutip dari akun sonora_bdg, Sabtu (5/10/2019).
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Seksi Statistik Dinas Komunikasi dan Informasi AK Zakaria mengatakan, dunia radio masih strategis dan tetap eksis di tengah tumbuhnya media mainstream maupun yang berteknologi tinggi yang terus meningkat.
Sementara Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar, Dadan Saputra dalam sambutannya mengatakan radio dengan segala kelebihan yang dimiliki, harus adaptif terhadap perkembangan dan tuntutan jaman. Selain ‘bermain’ di ranah teresterial yang konvensional, radio juga harus multi platform sehingga menjangkau semua khalayak.***