KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota Bandung segera mengadakan pertemuan dengan pihak Singapore Mass Rapid Transit (SMRT) guna membahas terminasi (pembatalan) tender proyek transportasi massal berbasis rel dengan teknologi Light Rail Transit (LRT) koridor pertama, Babakan siliwangi-Leuwipanjang.
Setelah menyelesaikan terminasi dengan SMRT tuntas, Pemkot bakal kembali menenderkan proyek LRT koridor 1, kemungkinan pada 2020. Pembangunan infrastruktur transportasi massal berbasis rel dengan teknologi LRT merupakan bagian upaya Pemkot Bandung menanggulangi kemacetan.
Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung, Asep Kurnia, mengatakan, SMRT merupakan pemenang tender. Akan tetapi, setelah proses lelang tender terdahulu, pembangunan dengan nilai investasi sekitar Rp 3,2 triliun itu belum kunjung terlaksana. Terdapat beberapa faktor penyebab tender itu belum kunjung terlaksana, terutama perihal urusan tarif.
“Usulan tarif (bagi masyarakat) Rp 6.000. Akan tetapi tarif menjadi sekitar Rp 90.000, karena tak ada bantuan pemerintah. Pemberlakukan tarif Rp 90.000 tak laik (cocok) dengan masyarakat,” kata Asep di Balai Kota Bandung, Selasa, 15 Oktober 2019.
Proses terminasi, ucap Asep, perlu melalui sejumlah tahap. Sebelum membahas dengan pihak SMRT, Pemkot lebih dulu mengadakan pertemuan internal. Begitu terminasi rampung, jajaran Pemkot Bandung tak bisa langsung mengadakan tender, menunggu dulu peninjuan ulang Kementerian Keuangan.
Pemkot Bandung, ucap Asep, juga akan mencoba mengajukan VGF (Viability Gap Fund), atau dana talang kepada pemerintah pusat untuk pembangunan proyek tersebut. “Harapannya, bisa sekaligus bundling (gabung) dengan pembangunan LRT koridor 2, Cimindi-Gedegage,” ucap Asep.
Pada kesempatan itu, Asep turut menyampaikan perihal pembukaan koridor lima Trans Metro Bandung (TMB) pada November mendatang. Koridor tersebut beroperasi dengan jurusan Antapani-St Hall.
Terdapat harapan, penambahan koridor TMB minat masyarakat menggunakan transportasi massal. Rute tersebut melewati sejumlah tempat keramaian dan pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat perniagaan di tengah kota.
Asep menuturkan, pembukaan koridor 5 TMB merupakan bagian implementasi dokumen perencanaan transportasi Kota Bandung (Urban Mobility Project). Dishub Kota Bandung telah menyusun kajian bersama dengan sejumlah institusi, di antaranya, akademis, serta lembaga penelitian.
Sudah ada empat koridor TMB, yakni koridor 1 jurusan Cibiru-Cibeureum, koridor 2 Cicaheum-Cibeureum, koridor 3 Cicaheum-Sarijadi, dan koridor 4 Antapani-Leuwi Panjang. “Pelayanan koridor 5 nanti menggunakan 10 bus bantuan pemerintah pusat,” ucap Asep.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Oded M Danial meyebutkan, terus mencurahkan perhatian dalam hal merealisasikan rencana transportasi publik yang tertera dalam masterplan Urban Mobility Project. Pemkot Bandung bakal kembali mempresentasikan masterplan Urban Mobility Project kepada unsur pemerintah, maupun para wakil rakyat di tingkat pusat, dan provinsi yang berasal dari daerah pemilihan Kota Bandung.
Pemkot Bandung juga gencar berupaya menyediakan moda transportasi feeder (pengumpan), dan trase dalam kota yang terintergarasi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.***