KILASBANDUNGNEWS.COM – Desa Morehe, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara yang diduga desa fiktif tercatat pernah menyelenggarakan pemilu, baik Pilkada serentak 2018 maupun Pilpres dan Pileg 2019. Di desa ini, tercatat pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih suara terbanyak dalam Pilpres 2019.
Desa Morehe merupakan satu dari tiga desa yang diduga fiktif di Konawe. Dua desa lainnya adalah Desa Uepai, Kecamatan Uepai dan Desa Ulu Meraka, Kecamatan Lambuya.
Salah seorang pegawai Kecamatan Labuya membenarkan soal digelarnya Pemilu 2019 di Desa Morehe.
“Di Desa Morehe pernah digelar pemilihan. Pemilu kemarin dan Pilkada 2018,” kata pegawai Kecamatan Lambuya, Sambo (51), pekan lalu.
Penelusuran CNNIndonesia.com di situs resmi KPU RI hanya Desa Morehe yang pernah menggelar pemilu. Sedangkan Desa Uepai, Kecamatan Uepai dan Desa Ulumeraka, Kecamatan Lambuya tidak menggelar pemilihan.
Kecuali, Kelurahan Uepai di Kecamatan Uepai dan Desa Ulumeraka di Kecamatan Lambuya yang diketahui menggelar pemilu karena memang kelurahan dan desa itu benar-benar ada.
Ketua KPU Konawe Muhammad Azwar membenarkan diselenggarakannya proses pemilu di Desa Morehe.
“Iya, satu TPS,” kata Azwar dalam pesan singkatnya, Jumat (8/11).
Azwar menyebut, saat penyelenggaraan pemilu, di sana ditempatkan 7 kelompok pemilihan pemungutan suara (KPPS), termasuk pemilih warga setempat.
“Kalau nda salah pemilihnya saat pemilu 196 DPT-nya, 108 laki laki dan 88 perempuan,” kata Azwar.
Sementara data yang terpampang di situs resmi KPU RI, pada Pilpres 2019, pasangan Prabowo-Sandi menang di TPS Desa Morehe, Kecamatan Uepai dengan perolehan 164 suara mengungguli pasangan Joko Widodo-Maruf Amin yang hanya memperoleh 14 suara.
Sedangkan pada Pilkada Konawe 2018, ada empat pasangan yang bertarung. Adalah Muliati Saiman-Mansur (calon perseorangan), Litanto-Murni Tombili, Irawan Laliasa-Adi Jaya Putra dan Kery Syaiful Konggoasa-Gusli Topan Sabara.
Di Desa Morehe yang diduga fiktif total pemilih pada Pilkada 2018 sebanyak 194 pemilih terdiri dari 108 laki-laki dan 86 perempuan.
Di desa ini menjadi lumbung suara Irawan Laliasa-Adi Jaya Putra dengan perolehan 82 suara. Kemudian disusul pasangan Kery-Gusli sebanyak 59 suara, Litanto-Murni Tombili sebanyak 15 suara dan Muliati Saiman-Mansur sebanyak 3 suara.
Wabup Bantah Fiktif
Digelarnya pemilihan di Desa Morehe ini bertolak belakang dengan pernyataan Wakil Bupati Konawe Gusli Topan Sabara. Sebab Gusli membantah ada tiga tiga desa diduga fiktif sebagaimana disebutkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Sulawesi Tenggara, ketiga desa itu harus dihentikan pencairan dana desanya bukan karena fiktif.
Gusli mengatakan, Desa Ulu Meraka tak diberikan dana desa karena namanya sama dengan nama desa di Kecamatan Onembute. Sementara Morehe, dana desanya tak dicairkan karena wilayahnya masuk Kabupaten Kolaka Timur.
“Dengan mekarnya Kolaka Timur, ada daerah kita yang diambil. Ini akan kami sanggah di Kementerian,” katanya.
Kemudian, Desa Uepai masuk sebagai penerima dana desa diduga akibat human error. Sebab, desa ini sudah lama tidak ada sejak berubah nama menjadi Kelurahan Uepai.
Atas rekomendasi Inspektorat Kemenkeu dana desa tiga desa itu dihentikan dan uang untuk tiga desa tersebut dibiarkan mengendap di kas daerah Pemkab Konawe sebesar Rp5,8 miliar.
“Berdasarkan rekomendasi itu, tidak dicairkan sejak 2015-2018,” ujar Gusli.
Ia mengaku uang tersebut tidak dialihkan ke anggaran lain dan dibiarkan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (SILPA) Pemkab Konawe.
“Sebenarnya kita dirugikan karena seperti Desa Morehe ini kenapa masuk di Kolaka Timur. Itu nanti kita sanggah di kementerian,” kata dia.***