Bandung – Kekayaan budaya harus digali dan lestarikan. Salah satunya melalui perencanaan pembangunan sebagai arah agar memiliki kebudayaan semakin kuat.
“Jika hal ini berjalan dengan baik, maka dapat mempengaruhi peradaban dunia,” tutur Koordinator Tim Penyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Bandung, Reiza Dienaputra pada kegiatan Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Kamis (30/8/2018).
Perlu diketahui, sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan pemikiran tentang pembangunan kebudayaan daerah di Indonesia. Sumbangan pemikiran tersebut diberikan dalam bentuk dokumen PPKD Kota Bandung kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menyerahkan secara langsung dokumen tersebut di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Menurut Reza, agar kebudayaan Kota Bandung lestari, maka perlu diberikan apresiasi kepada para penggiat kebudayaan.
“Kami rekomendasikan memberikan reward kepada para pelaku atau aktifis kebudayaan, yaitu seperti studi lanjut, program sarjana atau pascasarjana,” ujarnya.
Menurutnya, dengan cara seperti itu, kekayaan intelektualnya akan lebih berkembang dan rasa sayang kepada kebudayaan pun bertambah.
Reiza pun mengajak kepada masyarakat agar melestarikan kebudayaan. Hal tersebut perlu demi mengarumkan kebudayaan.
“Contohnya permainan rakyat, 60 persen itu sudah tidak berkembang lagi. Sisanya, 40 persen yang ada itu memang sekarang terbatas aja. Maka mari kita lestarikan dengan penggiat kebudayaan,” tutur Reiza.
Menurutnya, sarana dan prasarana di kota Bandung sudah lengkap. Semuanya sudah terletak dan tercatat dengan baik.
“Sarana dan prasarana kota Bandung itu salah satu yang besar di Indonesia. Kita punya museum, perpustakaan, taman budaya, hutan kota, mal dan sebagainya. Baiknya untuk ke depan menghadirkan ruang akses bagi tempat berekspresi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengkajian Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Tjep Dahyat mengajak kepada masyarakat agar melestarikan kebudayaan.
“Berangkat dari pemahaman kebudayaan, bagaimana caranya kita bertindak lokal tetapi berpikir global,” ujar Tjep.
Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan maka kebudayaan dan perekonomian akan berkembang.
“Akan lebih kukuh sehingga berwarna dunia pariwisata dan ekonomi berkembang,” tuturnya.
Mengenai Penyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), terdapat 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OBK). Terdiri dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.***