KILASBANDUNGNEWS.COM – Petugas gabungan dari Polres Cimahi, TNI, Kecamatan Gununghalu, pemerintah desa, dan warga bergotong royong membuat saluran air di lokasi longsor Kampung Hegarmanah, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (11/12/2019).
Kegiatan yang dipimpin Kapolres Cimahi AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki itu berlangsung sejak pagi setelah memberikan bantuan makanan dan minuman kepada warga terdampak.
“Hari ini total ada sebanyak 350 personel gabungan yang ikut membantu membuka saluran air atau sungai yang tertutup oleh lumpur akibat tertimbun tanah longsor sejak Jumat lalu,” kata Yoris seperti dilansir AyoBandung.
Dia mengemukakan, dengan dibuatkannya saluran air itu lumpur bisa cepat mengering sehingga nanti bisa dibuatkan jalan baru.
Pembuatan saluran air ini harus dilakukan cepat karena dikawatirkan akan terjadi longsor susulan.
Namun karena alat berat tidak bisa masuk ke lokasi, maka pengerjaannya dilakukan secara manual dengan peralatan seadanya.
Sebenarnya, ujar Yoris, masih ada jalan alternatif lain dari Kampung Lembur Awi ke Kampung Hegarmanah, tapi jaraknya cukup jauh. Sementara jalan semula yang menghubungkan kedua kampung itu terputus oleh longsor.
Selain menimbun jalan kampung sepanjang 500 meter, longsor tersebut juga menimbun 4 hektare tanaman padi siap panen milik warga sekitar.
“Untuk kerugian akibat tanaman padi yang tertimbun itu masih belum dihitung, karena sekarang warga di sini masih fokus kepada membuka jalur atau jalan baru,” kata Yoris.
Camat Gununghalu Taufik Firmansyah mengatakan, pihaknya sudah mendata kerusakan dan kerugian dampak dari bencana longsor dan pergerakan tanah. Termasuk meminta bantuan ke BPBD KBB untuk mengecek penyebab bencana tersebut terjadi.
Taufik mengimbau warga untuk mengungsi ke tempat lebih aman karena dikhawatirkan ada potensi bencana longsor susulan. Sementara terkait keinginan warga untuk relokasi, hal itu akan dikonsultasikan lebih dulu dengan pihak yang berwenang.
“Sebenarnya Kampung Hegarmanah tidak terisolasi karena ada jalan memutar melalui Desa Cilangari, cuma memang cukup jauh. Kami minta instansi terkait melakukan kajian apakah tanah di sini labil atau bagaimana, mengingat akibat pergerakan tanah terjadi retakan dengan lebar sekitar 1 meter. Informasi itu diperlukan sebagai pertimbangan apakah perlu ada relokasi atau tidak,” kata Taufik.***