Bandung – Pedagang Kaki Lima (PKL) Cicadas menyambut positif konsep penataan yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Para PKL menilai konsep yang bertujuan untuk menjadikan destinasi wisata baru itu dapat mengakomodasi kebutuhan mereka.
Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana berharap terjadi pemahaman bersama antara Pemkot Bandung dengan para PKL Cicadas. Karena selain menata pedagang, konsep yang bernama Cicadas Market itu juga bertujuan meningkatkan image kawasan tersebut yang ujungnya pada konsep shoping street.
“Mereka meminta waktu dua sampai tiga hari untuk mendiskusikannya. Teman-teman yang hadir hari ini kan perlu waktu juga menjelaskan kepada yang lainnya. Mudah-mudahan ada sepemahaman,” ungkap Ketua Satgasus PKL tersebut usai menerima Persatuan PKL Cicadas di Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Selasa (6/11/2018).
Menurutnya, setelah menyurvei ke lokasi tempat berjualan, terdapat sebanyak 602 PKL di koridor Jalan Tekstil sampai Jalan Cikutra sepanjang 500 meter memakan kiri dan kanan trotoar. Ke depan mereka akan dikondisikan berada di satu sisi saja di tepi trotoar namun tetap dapat mengakomodasi PKL sebanyak itu.
Lebih lanjut, Yana menjelaskan, tenda yang digunakan berbahan polyester dan membelakangi jalan raya serta tampak hijau dari jalan raya yang rencananya akan dibuatkan taman vertikal. Pencahayaan dikondisikan baik, dengan ketinggian lebih tinggi dari rata-rata orang dewasa. Taman vertikal itu sekaligus menjadi pembatas bagi polusi dari jalan raya.
“Tidak ada penambahan panjang tapi dapat menampung 602 pedagang. Lebar trotoar tersempit itu kan 3 meter dan terluas sekitar 5 meter. Nantinya yang tergunakan untuk PKL sekitar 1,5 meter. Dengan demikian pedagang nyaman, pembeli nyaman, pejalan kaki nyaman, dan pemilik toko eksisting pun nyaman,” jelas Yana seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.
Di trotoar sepanjang itu, lanjut Wakil Wali Kota, rencananya akan terbagi lima koridor. Setiap koridor bertematik sesuai dengan dagangan PKL. Meskipun begitu, selain tetap mengusung semangat relokasi, Yana pun mendorong PKL naik kelas. Misalkan sekarang berjualan aksesoris, ke depan dengan banyak pelatihan bisa sampai mempunyai toko sendiri.
“Syukur-syukur dari 602 PKL ini didorong dengan pelatihan dari pemerintah mereka bisa naik kelas, skala usahanya naik,” sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Persatuan PKL Cicadas, Suherman mengakui memerlukan proses adaptasi jika pada saatnya nanti ditata. Contohnya ketika barang-barang dagangannya harus dibawa pulang tidak disimpan seluruhnya di tenda, tidak seperti sekarang.
“Pada prinsipnya kami menerima. Namun akan akan mendiskusikan lagi dengan teman-teman pedagang lainnya. Kemarin juga setelah wakil wali kota ke sana kami berdiskusi,” katanya. ***