KILASBANDUNGNEWS.COM – Pertamina menyiapkan Capex (Capital expenditure) atau belanja modal sebesar 14% dari total dana investasi guna mendukung upaya percepatan transisi energi guna mencegah pemanasan global dan perubahan iklim. Sebab kedua hal tersebut dinilai masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua negara, termasuk di dalamnya perusahaan energi dan kalangan industri.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan transisi energi merupakan langkah penting dalam mencegah pemanasan global dan perubahan iklim. Karena itu dia mendorong negara maju ikut mendukung negara berkembang dalam upaya percepatan transisi energi
Menurut Nicke, transisi energi tidak boleh mengganggu agenda pembangunan yang belum selesai di negara-negara berkembang. Apalagi mengingat rata-rata konsumsi energi, pengeluaran emisi dan pendapatan per kapita negara-negara berkembang pada umumnya berada di bawah negara-negara maju.
“Negara-negara maju harus mendukung negara-negara berkembang dalam transisi ke energi berkelanjutan jika dunia ingin memiliki peluang untuk memenuhi target pemanasan global,” ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Jumat (15/7/2022).
Dalam dialog ‘Sustainable Finance For Climate Transition’ yang digelar di Bali, Kamis (14/7) kemarin, Nicke menegaskan pihaknya sebagai BUMN Energi telah mengalokasikan Capex sebesar 14% dari total dana investasi dalam menyukseskan transisi energi di Indonesia. Angka ini dinilainya jauh lebih tinggi dari rata-rata investasi perusahaan energi dunia untuk energi terbarukan, yakni sebesar 4,3%.
“Mengatasi perubahan iklim merupakan salah satu strategi Sustainability Pertamina, dengan target penurunan emisi 30% pada tahun 2030 atau di atas target NDC Indonesia pada tahun 2030. Tercatat selama 2010-2020, kita telah mengurangi 6,8 Juta Ton CO2 Equivalent (MmtCO2E) atau 27% dari 26% baseline 2010,” paparnya Nicke.
Ketua Task Force Energy, Sustainability, and Climate B2 ini menyebutkan upaya transisi energi harus direncanakan dengan matang. Hal ini untuk memastikan keamanan energi dan aksesibilitas energi bagi masyarakat.
Dikatakannya, Pertamina akan mempercepat transisi energi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan. Selain itu juga berupaya memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi.
Kendati demikian, dia menilai transisi energi perlu teknologi dan biaya yang besar. Untuk itu Pertamina terbuka terhadap kemitraan dan kolaborasi guna mendorong inovasi dan menurunkan biaya teknologi di bidang percepatan transisi energi.
“Ambisi Pertamina adalah menjadi perusahaan energi global terkemuka dan bereputasi baik serta diakui sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip ESG secara terintegrasi,” tandas Nicke. (Sumber : Detik.com)