KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.030 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot, Senin (11/11) pagi. Posisi tersebut melemah 16 poin atau 0,11 persen dibanding penutupan Jumat (8/11) yang berada di level RpR14.014 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Untuk won Korea melemah sebesar 0,20 persen, ringgit Malaysia 0,11 persen, dan dolar Singapura 0,07 persen.
Sementara itu, baht Thailand melemah 0,03 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, serta lira Turki sebesar 0,01 persen.
Di kawasan Asia hanya yen Jepang yang menguat sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS. Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS.
Poundsterling Inggris terpantau menguat sebesar 0,15 persen, serta euro menguat 0,03 persen. Penguatan juga terjadi pada dolar Kanada sebesar 0,01 persen.
Sementara, pelemahan hanya terjadi pada dolar Australia sebesar 0,08 persen. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah masih dipengaruhi sentimen negosiasi dagang antara AS dan China.
“Masih belum jelasnya isi perjanjian menimbulkan beragam ekspektasi di pasar,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com Senin (11/11).
Sebagai informasi, akhir pekan lalu Presiden AS Donald Trump membalas pernyataan Kementerian Perdagangan China dengan menyatakan belum ada kesepakatan yang disetujui AS mengenai penghapusan tarif impor.
Ariston mengatakan pernyataan tersebut membuka spekulasi pasar bahwa negosiasi dagang akan berjalan lama dan tidak mulus.
“Ini bisa memicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS, apalagi ditambah dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sedang menguat,” ungkap Ariston.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak lemah di kisaran Rp13.980-Rp14.050 per dolar AS pada hari ini.***