KILASBANDUNGNEWS.COM – Bulan Oktober merupakan Bulan Inklusi Keuangan yang diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak tahun 2016 dan diselenggarakan secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia guna mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024, serta upaya mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Tahun ini, OJK bersama dengan Kementerian/Lembaga beserta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kembali menggelar Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dengan mengusung tema “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”.
Di daerah, OJK Jawa Barat telah dan akan melaksanakan berbagai rangakaian BIK selama bulan Oktober ini, antara lain talkshow dan webinar seputar keuangan kepada masyarakat dan komunitas difabel, World Investor Weeks, Multifinance Day, serta Pembukaan Rekening Pasar Modal.
Selain itu, ada juga kegiatan donor darah dan business matching sektor pertanian sampai dengan puncaknya nanti akan ada Pasar Rakyat yang akan memamerkan produk keuangan dan berbagai macam kuliner & produk UMKM.
Pada kesempatan kali ini Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyelenggarakan acara Multifinance Day dalam rangka mendukung Bulan Inklusi Keuangan dan pemenuhan kewajiban Edukasi dan Literasi bagi Perusahaan Pembiayaan.
Dalam sambutannya secara virtual, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, Ogi Prastomiyono, berterima kasih kepada APPI karena sudah berkolaborasi dengan baik sehingga dapat tetap menjaga kualitas dan berkontribusi dalam momentum perbaikan ekonomi nasional.
“Saya harap Perusahaan Pembiayaan untuk tetap resilience terhadap perubahan yang terjadi, dapat melakukan transformasi untuk mengembangkan bisnisnya dan dapat menopang perekonomian bangsa,” ucap Ogi.
Sementara Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sardjito menyampaikan bahwa berdasarkan data OJK per Mei 2022 menunjukkan bahwa piutang pembiayaan mengalami tren pemulihan pasca pandemi dimana tercatat tumbuh sebesar 4,5% yoy yaitu mencapai Rp379 triliun.
Selain itu, profil risiko Perusahaan Pembiayaan pada Mei 2022 masih tetap terjaga dengan rasio NPF tercatat 2,8%.
Hal ini tentunya suatu pencapaian yang positif dan diharapkan kinerja dari sektor pembiayaan tetap bertumbuh dengan baik di tengah kondisi pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19.
“Meskipun menunjukkan tren yang positif, sektor pembiayaan masih memiliki tantangan besar yang masih harus dihadapi yaitu persentase literasi dan inklusi keuangan yang cukup rendah yaitu di angka 15,57% dan tingkat keyakinan masyarakat terhadap sektor pembiayaan, hanya 9,36%,” kata Sardjito.
Menurut Sardjito, tingkat literasi, inklusi, dan kepercayaan sektor pembiayaan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan sektor keuangan lainnya, seperti perbankan, perasuransian, dan pergadaian.
“Tentunya apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada APPI, para peserta, dan stakeholders terkait yang sangat antusias mengikuti acara ini,” ujarnya.
Kegiatan Multifinance Day yang diselenggarakan mulai tanggal 14 hingga 16 Oktober 2022 ini, diikuti oleh 39 perusahaan pembiayaan yang menghadirkan produk-produk pembiayaan seperti kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, elektronik serta produk-produk UMKM.
Ketua Umum APPI memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi antar perusahaan pembiayaan yang tergabug dalam APPI dalam rangka meningkatkan aset nasional perusahaan pembiayaan, kami juga berkomitmen untuk selalu menerapkan perlindungan konsumen dalam proses bisnis.
“Kami pun berkolaborasi dengan OJK, untuk terus dapat meningkatkan kualitas bisnis dan kepercayaan masyarakat. ” kata Suwandi. (Parno)