Bandung – Pemerintah Kota (Pemot) Bandung terus menggalakan program menanggulangi penyakit Demam Berdarah (DBD). Kali ini, Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) di Kecamatan Kiaracondong lewat program 1 rumah 1 kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Ratusan kader Jumantik yang didominasi oleh kaum ibu-ibu ini berkumpul di Kantor Kecamatan Kiaracondong pada Jumat (8/3/2019). Selain mendapatkan pengarahan, mereka juga sekaligus mengukuhkan komitmennya untuk memberantas jentik nyamuk di Kecamatan Kiaracondong.
Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial menyatakan, para kader Jumantik ini akan lebih intensif melakukan gerakan di lingkungan rumahnya masing-masing. Yakni dengan beragam upaya mencegah keberadaan dan perkembangan dari jentik nyamuk, yang selama ini menjadi penyebab utama DBD.
“Mereka di rumah masing-masing akan memeriksa jentik nyamuk, membersihkan genangan air, membersihkan sampah agar nyamuk tidak betah lagi. Jadi 1 kader 1 rumah,” kata Oded usai deklarasi Gertak PSN di Kantor Kecamatan Kiaracondong, Jalan Babakan Sari, Bandung, Jumat (8/3/2019).
Oded memaparkan, Kecamatan Kiaracondong ini merupakan salah satu daerah dengan kasus DBD cukup tinggi. Pemantauan terbaru pada Maret ini terdata sebanyak 75 kasus DBD terjadi di Kiaracondong.
Oleh karenanya, Oded berharap, 1 rumah 1 kader jumantik ini tidak hanya sekadar deklarasi saja. Namun komitmen ini harus diiringi dengan semangat penerapannya di setiap rumah untuk melindungi dari bahaya DBD mulai dari lingkungan keluarganya masing-masing.
“Ini merupakan ide kreatif dari Kecamatan Kiaracondong ketika melihat kondisi hari ini banyak pasien kasus DBD. Sangat luar biasa begitu tanggap masyarakat, bahkan mereka membangun deklarasi 1 rumah 1 kader jumantik serta ada tujuh tatanan dan luar biasa kolaborasinya,” bebernya.
Lebih lanjut Oded berharap, gerakan serupa juga bisa diikuti oleh seluruh kecamatan lain guna memberantas keberadaan jentik nyamuk. Karena dari data terbaru per-Februari 2019 ini sudah terdeteksi 365 kasus DBD di Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan, keberadaan kader jumantik di level keluarga ini sangat penting, mengingat potensi besar perkembangan jentik nyamuk juga berasal dari lingkungan rumah tangga.
“Bak mandi harus sering dikuras, tempat tetesan air dispenser harus diperhatikan, vas bunga, tampungan air belakang kulkas, tempat minum burung atau peliharaan. Untuk talang air memang agak susah terperhatikan. Makanya dalam 1 rumah ada 1 kader jadi ada kader yang diberi pelatihan untuk jumantik,” jelas Rita.***