KILASBANDUNGNEWS.COM – Pencegahan penularan HIV adalah kunci percepatan pencapaian zero new infection. Perubahan perilaku merupakan rekomendasi strategis pencapaian target SDGs mengakhiri HIV/AIDS tahun 2030.Demikian dikemukakan Teddy Hidayat, yang merupakan Dokter Spesialis Kejiwaan RS Melinda 2.
Menurut Teddy, saat ini Indonesia tengah berjuang mengendalikan epidemi HIV melalui komitmen global Sustained Development Goals (SDGs), yaitu dengan mengakhiri epidemi AIDS di tahun 2030 dengan goals menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk dengan strategi zero.
“Strategi zero pertama tidak ada infeksi baru HIV, zero kedua tidak ada kematian akibat AIDS dan yang terkahir tidak ada diskriminasi untuk mencapai eliminasi HIV tahun 2030,” katanya.
Teddy menyatakan, satu hal yang pasti bukan kegiatan seremonial, tetapi focus pada akar permasalahannya dan Program HIV/AIDS di Jawa Barat layak diapresiasi, karena telah menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia, terutama dalam hal pelayanan terhadap pasien dan penelitian.
“Penelitian yang berhubungan dengan pencegahan penularan HIV adalah test and treatment (langsungditerapi ARV begituhasiltes HIV reaktif ),” jelas Teddy, dalam acara The Indonesian AIDS Conference 2019, yang berlangsung 29 November – 1 Desember 2019, di Hotel el Royal.
Teddy menambahkan, pencegahan penularan HIV melalui PreP atau pemberian ARV sebagai pencegahan dan pemberian Vaccine untuk HIV, masih belum ada di Indonesia. Namun semua upaya tersebut diatas sudah baik, namun belum bisa menurunkan infeksi baru HIV atau prevalensi HIV /AIDS.
“Untuk mencapai zero new infection HIV tahun 2030 diperlukan strategi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi,” kata Teddy, dalam acara The Indonesian AIDS Conference 2019, di Hotel el Royal, Minggu (01/12).
Dalam dua tahun terakhir KPA Provinsi Jawa Barat telah memilih tema “Pencegahan Penularan HIV Adalah Kunci Percepatan Pencapaian Zero New Infection dan Perubahan Perilaku Merupakan Rekomendasi Strategis Pencapaian Target SDGs Mengakhiri HIV/AIDS Tahun 2030.
Teddy menjelaskan bahwa Hypothesisnya adalah perubahan perilaku dapat mencegah penularan HIV, semakin awal pencegahan itu dilakukan semakin baik. Akar permasalahan infeksi HIV adalah perilaku berisiko (high risk behavior) dan remaja dengan perilaku berisiko punya kemungkinan yang lebih besar untuk tertular HIV dibandingkan dengan remaja yang berisiko rendah.
“Pencegahan penularan HIV dapat dilakukan melalui perubahan perilaku yang erat kaitannya dengan parenting yang dapat mencegah perilaku berisiko, diteksi dini perilaku berisiko dan intervisi terhadap perilaku berisiko,” pungkasnya. (Parno)