KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (Kadamas) akan merestorasi monumen Raden Dewi Sartika yang berada di Taman Dewi Sartika Balai Kota Bandung.
Hal ini dilakukan sebagai penghargaan atas perjuangan Raden Dewi Sartika, Pahlawan Nasional asal Jawa Barat yang memperjuangkan hak serta kewajiban bagi masyarakat khususnya kaum wanita.
Restorasi monumen tersebut untuk mengenang peristiwa sejarah di masa lalu termasuk menjadi wisata sejarah bagi masyarakat Khususnya pelajar.
“Bukan mengultuskan individu melainkan pola pikir visi misinya. Karena ciri masyarakat yang punya peradaban akan terlihat dari visi hidupnya,” ujar Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat menerima silaturahim Kadamas dan Keluarga Pahlawan Nasional Raden Dewi Sartika, Senin (5/10/2020).
Menurutnya, Raden Dewi Sartika punya prinsip yang luar biasa dalam pendidikan. Hal itu masih sangat relevan dengan konteks kekinian. Visi Raden Dewi Sartika esensinya sangat berkaitan dengan visi Kota Bandung yaitu unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis.
“Esensinya lebih kepada kualitas sumber daya manusia dan sangat cocok dengan visi kepemimpinan Mang Oded sekarang,” ungkapnya.
Wali kota berharap rencana itu bukan hanya sekedar membangun monumen. Tetapi juga dari sisi norma-norma yang terdapat dalam pemikiran Raden Dewi Sartika, dapat dikolaborasikan antara Kadamas dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung.
“Bisa jadi muatan lokal (mulok). Sehingga dapat membentuk tata krama bagi masyarakat khususnya peserta didik. Bandung Masagi, kurikulum yang sudah ada dalam program pendidikan Kota Bandung bisa dilengkapi dengan muatan nilai-nilai yang dipegang ibu Dewi Sartika,” harapnya.
Sementara itu, Pengurus Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda, Keri Lestari mengatakan patung atau monumen Raden Dewi Sartika tidak hanya menunjukkan identitas, tetapi juga menggali pola pemikiran yang baik dan bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Sedangkan perwakilan Keluarga Raden Dewi Sartika, Hendri Koncara menghaturkan terima kasih kepada Kadamas untuk melengkapi estetika dan nilai luhur perjuangan Dewi Sartika.
Ia pun berharap, makam yang berlokasi di Karanganyar Bandung diperbaiki perbaikan karena saat ini kurang terpelihara. “Dulu ada permintaan pemindahan khusus namun belum disetujui keluarga karena ada tokoh Sunda lain di sana,” imbuhnya.
Raden Dewi Sartika yang lahir 4 Desember 1884 di Cicalengka merupakan tokoh perintis pendidikan kaum wanita dan telah diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966. (rls)