KILASBANDUNGNEWS.COM – Varian Covid-19 Delta (B.1.617.2) telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan penelusuran terkait asal datangnya varian delta tersebut masih terus dilakukan.

Untuk memetakan persebaran virus ini, ujar Wiku, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

“Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, darimana masuknya dan menyebar ke mana saja,” ujar Wiku dalam keterangan tertulis, Rabu, 16 Juni 2021.

Dijelaskan lebih lanjut, adanya varian dari suatu virus dikarenakan upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya ini akan berlangsung terus-menerus apabila potensi penularan tersedia. “Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada,” tuturnya.

Berdasarkan data Kemenkes per 13 Juni yang diperoleh Tempo, sudah ditemukan 104 kasus varian delta di lima provinsi yaitu Sumatera Selatan 3 kasus (Palembang, Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir), DKI Jakarta 20 kasus, Jawa Tengah 75 kasus (Kudus, Brebes, Cilacap), Kalimantan Tengah 3 kasus (Gunung Mas, Palangkaraya) dan Kalimantan Timur 3 kasus (Samarinda).

Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi. Karena efikasinya di atas 50 persen terpenuhi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.

Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin,” ujar Wiku. (Sumber: tempo.co)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.