Bandung – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap pembinaan olahraga usia dini memanfaatkan “sport science”. Hal itu agar bisa melahirkan atlet berprestasi di masa depan.
Yana mencontohkan, di era sepak bola modern ini, sejumlah klub-klub di dunia tidak hanya melibatkan pelatih fisik, ahli gizi, dan pelatih kebugaran saja, tapi juga sudah melibatkan psikolog dan memanfaatkan sport science.
“Pola pelatihan yang diterapkan sangat terukur, sehingga bisa mengetahui pasti pemain yang diturunkan dalam menerapkan strategi tertentu,” jelas Yana saat memberikan sambutan sekaligus membuka Coaching Clinic Tingkat Sekolah Dasar (U8- U12) Grassroot Asosiasi Kota PSSI Bandung di Gedung SDN Banjarsari Kota Bandung, Jumat (13/9/2019).
Kang Yana, sapaan akrabnya berharap, “sport science” dapat diterapkan dalam pelatihan dan pembinaan usia dini. Dengan demikian, pesepakbola akan semakin berkembang sesuai dengan usianya.
“Anak-anak usia di bawah 13 tahun misalnya tidak boleh terlalu sering diajarkan menyundul. Ini berkaitan dengan perkembangan otak dan juga organ penting lainnya,” katanya.
“Prestasi olahraga di usia emas sangat tergantung kepada pola pembinaan dan pelatihan sejak dini. Itu berarti peran pelatih di tingkat dasar memiliki pengaruh besar dalam menunjang kesuksesan atlet di masa depan,” jelas Kang Yana.
Tak hanya itu, ia juga meminta para peserta coaching clinik di tingkat Grassroot tersebut untuk membina mental anak-anaknya. Hal itu agar anak-anak tidak emosional ketika mendapat teguran wasit, tidak mudah meradang ketika dihadang lawan, dan mau menerima kekalahan sebagai modal meraih kemenangan di pertandingan lain.
Pada Coaching Clinic Tingkat Sekolah Dasar (U8 – U12) Grassroot Asosiasi PSSI Kota Bandung di Gedung SDN Banjarsari Kota Bandung, Gilang Angga Kusuma mantan Pemain Persib menjadi Head Coaching Clinic.***