KILASBANDUNGNEWS.COM – Ketua Umum Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi menyampaikan bahwa saat ini negara ini sedang tergerus karena setelah reformasi terjadi penurunan pemahaman ideologi pancasila dan reduksionisasi faham nasionalisme.

“Oleh karena itu hari ini kita sedang membangun rasa nasionalisme dan membangun bahwa Pancasila adalah satu satunya ideologi negara yang harus ditaati dan dilaksanakan baik, terutama oleh para pemimpin bangsa ini dengan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sehingga negara dan bangsa ini terjaga dari hal-hal yang kita tidak inginkan,” jelas Didi usai karnaval heleran Paguyuban Pasundan, Kamis (17/8/2023).

Kata Didi, kegiatan helaran ini maknanya kita ingin membangun kesadaran para siswa bahwa bangsa Indonesia pernah mengalami satu fase penjajahan kurang lebih 350 tahun dan diakhiri dengan proklamasi kemerdekaan.

“Hari ini kita ingin membagun sejarah kedepan bahwa perjalanan panjang kedepan itu bukan pekerjaan yang ringan yang enteng tetapi harus diawali kesadaran bahwa negara ini harus tetap eksis negara ini harus tetap utuh dan terus kita bangun kehiduapan bermasyarakat dan bernegara ini harus ada kenaikan kelas,” harapnya.

Kepada para peserta karnaval heleran tak lain siswa siswi Pasundan, Didi pun berpesan bahwa meraih kemerdekaan RI ini tidak lah mudah penuh perjuangan. Karenanya kemerdekaan ini harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan.

“Pertama saya melihat para siswa ceria, sumringah, bahagia, penuh dengan wajah tidak berdosa tidak seperti kita yang tua. Ini gambaran penting kebersihan hati dan bagaimana sikap mereka terhadap kemerdekaan. Pengorbanan dengan berjalan kaki, menahan lapar dan haus itu artinya sebagai ketahanan diri bangsa dan ini tergambarkan menjadi contoh para pemegang kekuasan saat ini baik di Bandung, Jabar maupun Indonesia,” tegasnya.

Acara karnaval helaran sendiri diikuti 3673 siswa tingkat SD, SMP, dan SMA se Bandung Raya. Acara digelar pagi tadi mulai pukul 06.00 hingga selesai itu berawal jalan kaki dari Alun-alun Bandung hingga ke Paguyuban jalan Sumatera.

Menurut salah seorang panitia Heleran Dr. Dadang Mulyana, M.Si., yang juga ketua Yayasan Pendidikan Dasar Menengah, karnaval digelar bertujuan agar para siswa tahu bahwa meraih kemerdekaan itu bukan hadiah dari Jepang tapi ditebus dengan perjuangan bangsa, dengan tetesan air mata dan darah.

“Sehingga mereka harus semangat tanpa menyerah, berani jiwa dan raga nya. Semangat itu tidak harus berperang tapi semangat belajar pengabdian terbaik pada bangsa negara, bisa berwirausaha dan lainnya dengan semangat meniru pejuang yang semagat raih kemerdelakan,” paparnya. (EVY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.