KILASBANDUNGNEWS.COM – Bio Farma bersama Universitas Padjadjaran menjadi penerima 10 peneliti dari delapan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau “Organisation of Islamic Cooperation” (OIC) untuk belajar mengenai teknologi pembuatan vaksin.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Lucia Rizka mengatakan pelatihan ini adalah serangkaian yang diselenggarakan oleh Kemenkes untuk membawa negara-negara OKI agar mereka mempunyai kemampuan atau kapasitas dalam memproduksi vaksin.
“Melalui program COMSTECH OIC Fellowship Programme Center of Excellence for Halal Vaccine and Biotechnology peserta magang dari berbagai negara tersebut akan diberikan ilmu mengenai pembuatan vaksin,” ,” ucap Lucia , di Bale Rucita Gedung Rektorat UNPAD, Jatinangor, Kab. Sumedang, Jabar, Senin (18/9/2023).
Menurut Lucia, 10 peneliti tersebut akan melakukan pelatihan 18 September hingga 2 Oktober 2023 di Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
“Nah nanti dua minggu ke depan mereka akan belajar di UNPAD, ini merupakan sarana yang bagus juga untuk memasarkan produk-produk kita ke negara-negara tersebut,” kata Lucia.
Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan, sebelum mengikuti pelatihan di Unpad, ke-10 peneliti tersebut telah mengikuti terlebih dahulu pelatihan mengenai pembuatan vaksin di Laboratorium Bio Farma selama dua pekan.
Sri memaparkan, dalam kurun waktu dua pekan tersebut, ke-10 telah diberi pembelajaran mengenai beberapa materi diantaranya, penelitian Virologi, pengembangan virus, perkembangan Biotechnology produk, pembuatan vaksin halal, pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk distribusi vaksin dan membuat vaksin terbaru dengan platform teknologi mRNA.
“Jadi pesertanya kalau di Bio Farma belajar mengenai teknologi vaksin mulai dari awal pembuatan, produksi, pengujian mutu (Quality Control), jaminan mutu (Quality Assurance) sampai ke teknologi baru mRNA. Karena sebagian besar peserta itu basic nya memang dari dunia vaksin,” kata Sri.
Sri berharap, pelatihan yang diberikan oleh Bio Farma maupun UNPAD di masa mendatang para peniliti tersebut bisa mempunyai pabrik vaksin di negara mereka masing-masing.
“Diharapkan sebetulnya tujuan akhirnya untuk negara-negara tersebut di masa mendatang akan mempunyai pabrik vaksin juga,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof Hendarmawan berharap, program ini akan bermanfaat dan menghadirkan pengalaman baru dalam semangat kebersamaan. Kolaborasi ini diharapkan akan menciptakan komunitas peneliti level tinggi untuk kesehatan dunia.
“Ini adalah bagian penting dari strategi pada upaya untuk meningkatkan kesehatan dunia,” kata Prof Hendarmawan.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari negara anggota OKI. Mereka terdiri dari satu orang asal Iran, satu orang asal Malaysia, tiga orang Pakistan, satu orang dari Uganda, satu orang dari Kazakhstan, satu orang dari Bangladesh, satu orang dari Mesir, dan satu orang dari Yordania. (Parno)