KILASBANDUNGNEWS.COM – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menegaskan, di masa pandemi Covid-19 kegiatan ekonomi dan kebutuhan pokok masyarakat harus terjamin. Ia meminta para camat untuk lebih intens menyambangi warga di wilayahnya.
“Camat wajib mengetahui kondisi terkini warganya. Camat sebagai institusi level pemerintah yang deket dengan masyarakat, kami harap pendengaran, penglihatan semakin ditajamkan. Tidak boleh terjadi kelaparan atau sulit kebutuhan pangan. Sehari saja tidak boleh terjadi kelangkaan,” tegasnya.
Sekda menyampaikan hal itu saat membuka kegiatan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), di Balai Kota Bandung, Senin (7 Desember 2020). Ia juga meminta para camat lebih masif mendata warganya yang tengah mengalami kesulitan.
“Pendataan, proses keliling di masyarkat mutlak dilakukan secara optimal. Bagaimana di masa serba sulit ini, masyarakat menghadapi tekanan luar biasa,” tuturnya.
“Harus yakin bahwa ke bahan pokok di pasar, toko dan sebagainya aman. Pola distribusi tidak ada hambatan,” imbuhnya.
Kendati saat ini stok pangan di Kota Bandung masih aman terkendali, ia meminta agar upaya-upaya ketahanan pangan terus dilakukan. Hadirnya Buruan Sae dan Urban Farming bukan hanya slogan dan harus terlaksana dengan baik.
“Buruan Sae, urban farming tidak hanya slogan, tapi benar terimplementasikan dalam perilaku masyarkat untuk memenuhi (kebutuhan),” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, sekda menilai, ketahan pangan menjadi isu yang serius di saat pandemi. Badan pangan dunia, FAO telah memperingatkan ancaman pangan dan krisis kelaparan di negara miskin dan berkembang yang diakibatkan pandemi.
“Ini menjadi masalah bagi negara yang menggantungkan kebutuhan pangan pada ekspor. Tahun 2021 diprediksi banyak negara mengurangi ekspor pangan karena ada prioritas lain,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, sekda mengeluarkan sejumlah langkah yang harus dilakukan. Pertama, penguatan logistik terutama di jalur darat. Hal itu mutlak diperlukan bagaimana jalur distribusi dibuat sependek mungkin agar harga ditingkat konsumen masih terjangkau di tengah penurunan pendapatan masyarakat.
Kedua, strategi kebijakan pengendalian inflasi agar dirumuskan dengan cermat dan hati hati agar sejalan dengan kebijakan inflasi nasional. Ketiga memperkuat sistem informasi terpadu harga kebutuhan pokok dan jasa.
“Data akurat dan tekini wajib kita kantongi supaya masyarkat mudah mengakses harga sembako. Hal ini penting untuk mengurangi keresahan masyarakat atau panic buying dalam situasi tertentu,” jelasnya.
Keempat, mendorong masyarakat terutama perkotaan membudayakan urban farming demi menjaga ketersediaan pangan. Kota Bandung sudah mulai dengan program buruan sae (Sehat Alami Ekonomis) dan Budikdamber (Budi daya ikan dalam ember).
“Dua program ini terintegrasi dalam pola waste to food dan Kang Pisman yang mendatangkan pendapatan,” ujarnya.
Kelima, perkuat kerja sama dengan dunia usaha, komunitas dan media terutama dalam memelihara situasi kondusif sebagai modal pertumbuhan ekonomi. (rls)