KILASBANDUNGNEWS.COM – DPD Pencinta Anggrek Indonesia (PAI) Jabar akan menggelar mini expo anggrek dan pencintanya pada 18-21 November 2023. Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati berdirinya Perhimpunan Anggrek Indonesia ke-67 yang dideklarasikan di Bandung Raya pada 4 November.

Ketua DPD PAI Jabar, Romlah mengatakan kegiatan dalam rangka memperingati berdirinya Perhimpunan Anggrek Indonesia ke-67 itu akan ada sejumlah kegiatan pada acara tersebut, diantaranya edukasi kepada masyarakat, petani dan siswa sekolah. Selain itu ada lomba lukis batik anggrek, kontes anggrek, lomba mewarnai anggrek, serta workshop perawatan dan budidaya anggrek.

“Expo ini akan lebih memperkenalkan dan memahami anggrek kepada masyarakat, baik dari sisi bisnis maupun pertaniannya,” ucap Romlah, Kamis (16/11/2023).

Romlah mengakui bahwa DPD PAI Jabar sendiri sudah diakui oleh DPP PAI pada 10 April 2023. Sementara jumlah anggorlta DPD Jabar sejak 2010 sebanyak 15 kabupaten/kota, dan deklarasi DPD PAI Jabar pada 8 Januari 2022 dan Romlah terpilih menjadi ketua.

“Sejak keluar SK dari pusat, kami terus bergerak melakukan koordinasi, konsolidadi dan sosialisasi,” katanya.

Romlah menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah (Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura), karena hingga saat ini belum ada perhatian pemerintah pada anggrek.

“Selama ini, anggrek belum menjadi prioritas dibanding tanaman hias lainnya, seperti bunga krisan. Ini sangat disayangkan, karena industri anggrek paling banyak di Jabar,” ujarnya.

Berdasarkan data 2022, Jabar menjadi produsen anggrek pot nomor 1 (satu) terbanyak, termasuk anggrek potong. Pemerintah dan masyarakat Jabar belum menyadari jika anggrek bisa menjadi roda perekonomian.

“Kita lihat tanaman anggrek banyak di hampir setiap kantor sebagai hiasan ruangan. Masyarakat baru sebatas suka saja,” ujar Romlah.

“Untuk menambah daya dobrak DPD PAI Jabar, kita memasukan Ibu Mia Kunto Arif Wibowo sebagai penasehat, karena beliau adalah pencinta anggrek,” tambahnya.

Menurut Romlah, banyak hal yang dilakukan DPD PAI Jabar setelah mendapat SK penetapan dari pusat, seperti sosialisasi anggrek goes to museum, pelatihan anggrek untuk anak difabel, umum, dan dharma wanita, pameran dan jajal pasar.

“Selain itu kami pun meyiapkan laboratorium serta menggelar kursus untuk siswa SMK Pertanian berupa pelatihan kultur dan jaringan,” tururnya.

Romlah pun menyebutkan, pihaknya tengah mendobrak anggapan masyarakat tentang anggrek itu mahal dan susah mengurusnya. Bahkan pihaknya berusaha agar anggrek menjadi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Selama ini anggrek baru industri besar belum menjadi UMKM. Di Jabar ada empat industri besar anggrek seperti Ekakarya, Viore, ambid, wilis agro, kalijati orchid. Sedangkan anggrek mahal dan susah mengurusnya, butuh ketelatenan, sabar, dan ketekunan. Mengurus minimum dari buah sampai berbungau 2- 3 tahun, bergantung jenis anggrek. Namun dari sisi harga anggrek tidak pernah jatuh dan stabil hingga sekarang,” paparnya. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.