Kepala Seksi Bina Partisipasi Masyarakat Diskar PB Kota Bandung Cecep Rustiana menjelaskan penyebab kebakaran saat Safari Senyum Ramadan 2019 di Masjid Al-Qonaah, Jalan SD Muararajeun RW 08 Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Kamis (9/4/2019).

Bandung – Pada Safari Senyum Ramadan 2019, Pemerintah Kota Bandung menggandeng Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung untuk menyosialisasikan penanganan kebakaran di bangunan rumah. Hal ini penting karena dalam beberapa kasus, kebakaran terjadi saat Ramadan.

Kepala Seksi Bina Partisipasi Mayarakat Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Cecep Rustiana mengungkapkan, penyebab kebakaran rumah bukan karena konsleting, melainkan karena panas aliran listrik yang menyebabkan percikan api.

“Kalau terjadi konslet, biasanya aliran listrik akan terputus. Dan kalau alirannya sudah putus, jangan dipaksakan untuk dinyalakan kembali,” jelas Cecep di Masjid Al-Qonaah, Jalan SD Muararajeun RW 08 Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Kamis (9/4/2019).

Ia kemudian mencontohkan dengan alat simulasi berupa kotak yang dialiri listrik dan dipasang lampu. Dalam aliran listrik yang disalurkan lewat medium tembaga, Cecep menempelkan tisu dan menyalakan lampu. Tisu yang ditempel ke tembaga beraliran listrik awalnya tidak mengalami perubahan apapun.

Kemudian, Cecep menambahkan daya alat elektronik berupa pengisi daya baterai smartphone, diaktifkan bersama dengan lampu yang menyala.

Dengan aliran listrik yang lebih besar, dalam hitungan menit, tisu tersebut terbakar dan aliran listrik terputus karena panas yang dihasilkan oleh aliran listrik.

“Jadi, ini karena panas, ya. Bisa kita lihat bersama,” ujar Cecep.

Dari simulasi tersebut bisa ditarik kesimpulan, penggunaan listrik secara berlebih dapat memicu terjadinya kebakaran dalam rumah.

Oleh karena itu, Cecep mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung untuk mematikan alat elektronik jika tidak diperlukan.

“Lampu rumah, kalau sudah tidak digunakan, matikan. Dan yang terpenting ini, ‘charger’ handphone kalau sudah selesai itu dicabut. Jangan dibiarkan menempel terus,” ujar Cecep.

Selain itu, jenis kabel yang digunakan untuk kelistrikan di rumah juga memberi andil besar untuk menyelamatkan rumah dari kebakaran.

“Kabel-kabel yang tebal cenderung jauh lebih aman karena memiliki lapisan yang menahan panas listrik dari tembaga,” papar Cecep.

Selain kelistrikan di rumah, satu lagi penyebab kebakaran adalah kompor gas yang meledak.

“Kalau ada kompor meledak, itu bukan tabungnya yang meledak. Melainkan terjadi kerusakan pada regulator tabung gas,” jelasnya.

Oleh karena itu, Cecep memberi beberapa arahan untuk mencegah terjadinya kompor meledak di rumah.

Pertama, pastikan kondisi kelayakan regulator tabung gas. “Kalau regulatornya sudah longgar, sebaiknya diganti saja. Jangan ‘diakali’ agar tetap kuat. Karena risikonya tinggi,” papar Cecep.

Kedua, saat memasang regulator tabung elpiji, tidak perlu menekannya secara berlebihan karena ada elemen seng dalam regulator yang bisa rusak jika menekannya secara berlebihan.

Terakhir, dapur harus memiliki sirkulasi udara yang baik. Hal ini bertujuan agar bila terjadi kebocoran tabung gas, maka gas yang bocor tidak bergumul di ruangan yang udaranya tidak bertukar.

“Yang paling penting adalah jangan panik saat terjadi kebocoran tabung gas. Jauhkan dulu tabung gasnya. Dan jangan menyalakan listrik saat mencium bau elpiji,” pesan Cecep.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.