KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.056 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot, Selasa (12/11) pagi. Posisi tersebut menguat 14 poin atau 0,08 persen dibanding penutupan Senin (11/11) yang berada di level Rp14.070 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau won Korea menguat 0,32 persen, peso Filipina 0,26 persen, baht Thailand 0,10 persen, dan ringgit Malaysia 0,08 persen.
Dolar Singapura juga menguat 0,05 persen, begitu juga lira Turki sebesar 0,04 persen. Sementara itu, pelemahan terjadi pada yen Jepang dan dolar Hong Kong sebesar 0,11 persen dan 0,02 persen.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris terpantau menguat sebesar 0,06 persen, serta dolar Australia 0,05. persen. Pelemahan terjadi pada dolar Kanada sebesar 0,5 persen. Sementara, euro stagnan tak bergerak terhadap dolar AS.
Walaupun menguat pagi ini, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah cukup rawan. Rupiah masih berpotensi melemah karena sentimen perjanjian dagang AS dan China yang masih diselimuti ketidakpastian.
“Pasar masih menunggu perkembangan lebih lanjut dan menunggu pernyataan dari Presiden Trump yang akan berpidato malam ini,” kata Ariston seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (12/11/2019).
Selain itu, Ariston mengatakan situasi politik Hong Kong yang kini semakin tidak menentu juga kian berpotensi memberikan sentimen negatif ke rupiah.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan melemah di kisaran Rp14.020- Rp14.100 per dolar AS hari ini.***