Wali Kota Bandung Oded M. Danial melihat koleksi Museum Kota Bandung di Jalan Aceh No. 47, Kota Bandung, usai meresmikan, Rabu (31/10/2018). (Foto: Humas Pemkot Bandung)

Bandung – Kota Bandung yang sarat sejarah kini memiliki gedung museum sendiri. Museum Kota Bandung terletak di Jalan Aceh No. 47 atau persis di seberang Taman Sejarah dan Bandung Planing Gallery yang telah lebih dulu diresmikan.

Wali Kota Bandung Oded M. Danial meresmikan museum Kota Bandung, Rabu (31/10/2018).

Sebelum menjadi museum, gedung berusia 98 tahun itu dulunya didirikan untuk Sekolah Taman Kanak-Kanak (Frabelschool) oleh Loge Sint Jan, kelompok Vrimerselarij (Freemasonry) Bandung. Setelah gedung itu dinasionalisasikan dan bergonta-ganti fungsi. Kini warga Kota Bandung dapat menikmati sejarah kota di gedung yang bersejarah pula secara gratis.

Ketua Tim Pendiri Museum Kota Bandung, Hermawan Rianto mengatakan, museum terbagi menjadi dua area kunjung utama. Area pertama adalah area depan yang merupakan gedung cagar budaya tipe A. Di area ini ditampilkan sejarah Kota Bandung dan sejarah pergerakan kebangsaan.

“Kehadiran museum Kota Bandung ini sebagai museum budaya yang diperuntukkan sebagai wadah kajian pengembangan sejarah untuk generasi selanjutnya,” tutur Hermawan.

Sedangkan area belakang akan diisi dengan produk budaya Kota Bandung, mulai dari agama, seni, sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan sebagainya. Di gedung modern setinggi 3 lantai itu akan diisi dengan artifak yang didominasi oleh 60 persen foto, 20 persen dokumen dan arsip, 10 persen grafis, dan 10 persen artifak lain.

Benda-benda koleksi dan materi museum berasal dari berbagai sumber sejarah, baik peninggalan sejarah yang ada di masyarakat, materi sejarah dari museum-museum di Indonesia dan Belanda.

“Kita sudah bekerja sama dengan museum di Belanda untuk pengembangan materi sejarah di museum Kota Bandung,” ungkap Hermawan.

Ia menambahkan, museum ini akan dikelola secara profesional oleh para kurator. Mereka berasal dari berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu agama, sejarah, teknologi, budaya, dan lain-lain.

“Hal yang sangat sulit dalam pembuatan museum adalah pengumpulan materi. Materi harus dievaluasi dicek kembali. Itu yang membuat (jadwal) kami mundur karena kami tidak ingin sampai sejarah itu salah,” ujar Hermawan.

Wali Kota Bandung pun mengapresiasi pembukaan museum yang telah digagas sejak tahun 2015 itu. Bangunan fisik gedung tersebut dibangun dengan menggunakan dana APBD tahun 2016 dan 2017. Sementara pengisian materi museum berasal dari dana Corporate Social Responsibility Bank BJB.

“Bagi saya museum adalah etalase kota, tidak hanya bicara soal sejarah dan fosil peninggalan purba. Tetapi lebih dari itu, kita bisa melihat perkembangan seni dan budaya teknologi di sebuah kota dari museumnya,” jelas Oded seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.

Oded berharap, museum ini dapat menjadi destinasi wisata baru bagi warga Bandung maupun wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Dengan begitu, masyarakat akan semakin mengenal Kota Bandung yang kaya akan sejarah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.