Bandung – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menilai sebuah foto jurnalistik merupakan media komunikasi yang jujur. Sebab, di dalamnya tidak ada rekayasa ataupun manipulasi yang kerap menyebar dalam berita bohong.
Pernyataan Oded ini dilontarkan saat membuka pameran foto Pikiran Rakyat “Fusion”, Sabtu (23/3/2019).
Ia meminta para pewarta foto Pikiran Rakyat jangan merasa berpuas diri dengan kemampuan yang mereka miliki saat ini. Para pewarta foto harus terus menggali ilmu demi pengembangan foto jurnalistik agar lebih memperkokoh integritas nilai informasi didalamnya.
“Saya melihat luar biasa. Kalau menurut saya foto itu merupakan wasilah komunikasi dan informasi yang utuh dan jujur. Oleh karena itu secara pribadi dan kedinasan sangat apresiasi dan ini harus terus dikembangkan,” kata Oded saat membuka pameran di Gedung Bandung Creative Hub (BCH), Jalan Laswi, Bandung, Sabtu (23/3/2019).
Oded berharap Pikiran Rakyat bisa tetap hadir sebagai salah satu media yang mendukung pembangunan di Kota Bandung, dengan memainkan perannya secara proporsional. Sehingga, turut memberikan kontribusi positif baik untuk Pemerintah Kota (Pemkot) maupun masyarakat.
“Saya masih ingat pendiri PR Pak Atang bilang PR harus tetap berdiri tegak di ‘siger tengah’. Kaitannya ‘siger tengah’ maknanya itu proporsional. Ini sudah terbukti mulai orde lama, orde baru dan sekarang sudah reformasi. Ketika bisa proporsional, saya yakin bisa berdiri tegak dan bisa bekerjasama dengan siapapun. Tetapi kalau tak tegak lagi, riweuh,” paparnya.
Pameran foto “Fusion” ini sekaligus rangkaian acara perayaan hari jadi ke-53 Pikiran Rakyat. Dalam acara yang berlangsung pada 23-30 Maret ini memamerkan 100 foto karya tujuh fotografer Pikiran Rakyat, yakni Harry Surjana, M. Gelora Sapta, Andri Gurnita, Arif Hidayah, Armin Abdul Jabbar, Ade Bayu Indra dan Ade Mamad.
Ketua pelaksana pameran, Armin Abdul Jabar mengatakan, gelaran pajang karya ini juga sebagai wujud semangat para pewarta foto untuk kembali menggeliatkan eksistensinya setelah terakhir kali melakukan pameran pada 2011 silam.
“Terakhir 2011 kita pameran dan itu pun di Cimahi. Setelah delapan tahun kami kembali, tapi sebelumnya kita tetap pameran hanya saja pamerannya bareng sama fofografer (media) lain di Bandung,” ucap Armin.
Sedikit mengulas soal tema pameran, Armin mengungkapkan kata Fusion diambil dari bahasa Inggris yang memiliki arti penggabungan. Menurutnya, pameran ini untuk menunjukan setiap karakter masing-masing fotografer yang memiliki latar belakang berbeda hadir dalam satu momentum.
“Fusion menjadi peleburan karena dari kami tiap individu mempunyai kegemaran dan fokus tersendiri memperdalam foto masing-masing. Jadi dari genre kita masing-masing digabungkan,” ujarnya.
Armin berharap setiap foto yang ditampilkan bukan hanya sekadar untuk dinikmati nilai keindahannya secara visual atau menyerap informasinya saja. Namun, lebih jauh lagi mampu menjadi bahan renungan dari setiap momen yang berhasil tertangkap kamera.
“Kami harapkan foto yang disajikan bukan hanya foto yang sudah dimuat saja, tetapi bisa menjadi pelajaran bagi kita semua semua makna yang ada dalam fotoitu selalulebih besar untukkita pelajari lagi agar kehidupan kita lebih berkualitas,” katanya.***