KILASBANDUNGNEWS.COM – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengaku sejak awal sudah tak percaya terhadap pemberian bantuan Rp2 triliun oleh anak Akidi Trio, Heryanty kepada Polda Sumatera Selatan. Menurut Mahfud, kebohongan semacam itu sudah banyak terjadi sebelumnya.
“Sejak awal saya tak percaya pada berita Akidi Tio itu karena sama modus bohongnya dengan yang sudah-sudah,” kata Mahfud dalam keterangan tertulis yang CNNIndonesia.com terima, Selasa (3/8).
Mahfud mangatakan masyarakat juga sudah mendapatkan banyak pelajaran dari kejadian pemberian bantuan dengan nominal bombastis. Alih-alih percaya, Mahfud justru sama sekali tak berharap uang bantuan itu nyata.
“Saya justru sama sekali tak berharap itu (uang Rp2 triliun) ada, tapi saya nyindir kepada yang percaya dengan itu,” ujar Mahfud.
Mahfud mengaku sudah bertanya Gubernuur Sumatera Selatan Herman Danu yang hadir dalam serah terima bantuan itu.
Menurut Mahfud, saat itu Herman secara mendadak diundang di acara seremoni Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Dalam acara itu, kata Mahfud, tidak terdapat penyerahan dokumen atau barang apapun.
“Makanya saya mem-posting tulisan Hamid Awaluddin sambil menceritakan pengalaman saya. Itu untuk mengingatkan mereka yang percaya dan bersemangat pada hal yang tak rasional seperti itu,” tuturnya.
Mahfud menyebut kebohongan semacam ini sudah banyak terjadi sejak dulu. Menurutnya, kasus prank Akidi Tio ini serupa dengan cerita orang yang bisa menggali uang dengan kesaktian secara ajaib.
Contoh lain yang Mahfud sebutkan adalah saat seseorang menunjukkan surat sertifikat pengakuan utang dengan jumlah miliaran Dollar Amerika Serikat kepada Presiden Soekarno yang diterbitkan sebuah bank di Swiss tahun 1962.
Orang tersebut lantas meminta agar dicarterkan pesawat dan disewakan hotel selama lima hari untuk lima orang. Mereka akan mencairkan uang itu.
“Tapi setelah dicek Bank tersebut tidak ada,” tutur Mahfud.
Peristiwa kebohongan lainnya adalah cerita orang-orang yang mengaku bahwa dirinya mengetahui lokasi harta karun kerajaan Majapahit. Namun tak jelas.
Mahfud juga menyebut pada satu waktu ada orang yang mengaku membawa sekoper uang dollar pecahan US$1.000. Ia meminta tolong kepada Bank Indonesia (BI) agar mengkonversikan uang itu ke pecahan rupiah. Orang tersebut mengatakan 25 persen dari uang itu akan dihibahkan untuk pemerintah.
“Ketika ditanyakan ke BI malah ditertawakan karena Amerika tak pernah mencetak uang dolarnya dengan nilai US$1000, paling tinggi cuma yang 100 dolar,” kata Mahfud.
Sebelumnya, anak mendiang pengusaha Akidi Tio, Heriyanty menyatakan memberi bantuan penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan senilai Rp2 triliun.
Bantuan itu disalurkan diterima secara simbolis oleh Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Eko Indra Heri. Namun, keberadaan uang bantuan itu tidak jelas. Peristiwa ini lantas menjadi sorotan publik. (Sumber: www.cnnindonesia.com)