KILASBANDUNGNEWS.COM – Sejumlah mahasiswa dari 13 perguruan tinggi yang ada di Jabar dan Banten, mengikuti program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Nusantara selama dua bulan di dua daerah di pulau Sumatera. Program unggulan yang dimiliki oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten ini, diharapkan mampu menebarkan ide dan pemikiran yang dimiliki oleh para mahasiswa yang ada di Jawa Barat untuk ikut membangun desa di seluruh nusantara.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.Si. mengatakan, bahwa keberadaan perguruan tinggi tidak hanya sebagai menara gading, namun keberadaannya harus terasa hingga ke pelosok desa, sehingga dapat memberikan perubahan yang signifikan dari aspek manapun. program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Nusantara ini dilakukan di Desa Pekon Negeri Ratu, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung lalu di Desa Baru, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, serta di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi agenda yang bisa dikonversi ke dalam 20 SKS perkuliahan. “Sebagaimana Permendikbudristek Nomor 53 tahun 2023, dalam kebijakan Kampus Merdeka Mandiri, maksimum tiga semester mahasiswa berkuliah tidak di ruang kelas, melainkan langsung di lapangan,” ujar Samsuri.

Para mahasiswa dibebaskan untuk memilih lokasi mana yang ingin mereka jadikan tempat kuliah kerja nyata (KKN), ada yang di perusahaan, desa, atau NGO. “Dulu KKN hanya 1,5 bulan, tapi sekarang 4 bulan dan tidak pulang. Semuanya boleh diakui 1 semester penuh atau konversinya sebanyak 20 SKS,” lanjutnya.

Pada PTMGRMD Nusantara kali ini terdiri dari beberapa perguruan tinggi supaya para peserta bisa saling bertukar pikiran, sehingga diharapkan para mahasiswa bisa berbaur dan berkontribusi untuk masyarakat. “Mahasiswa ini memang jauh dari sempurna, tapi mereka akan banyak belajar. Para mahasiswa bersama dengan semua unsur masyarakat bisa saling menerima dengan tangan terbuka,” ucapnya.

“Tolong ajari anak-anak kami banyak hal. Kalau ada hal-hal yang kurang sesuai, tolong dibina. Mahasiswa akan ATM: amati, tiru dan modifikasi. Semoga bisa memberikan kontribusi di masyarakat,” imbuhnya.

Ia berharap, mahasiswa bisa menciptakan beragam program terbaik untuk masyarakat, seperti pendampingan UMKM, sistem pendidikan informal di masyarakat, dan program kesehatan.

Sementara itu Ketua Kelompok Desa Pekon Negeri Ratu, Rizky Tri Paldi dari Universitas Bina Bangsa, Serang Banten, mengatakan, program ini berlangsung sejak bulan Juli hingga September 2024 lalu dengan jumlah peserta sebanyak 13 orang, yang terdiri dari 4 orang dari Universitas Bina Bangsa, 2 orang dari Universitas Wanita Internasional, 3 orang dari Universitas Komputer Indonesia, dan 4 orang dari Universitas Buana Perjuangan Karawang.

Di desa ini, para mahasiswa memperkenalkan bagaimana belajar seru menggunakan beberapa model pembelajaran dengan media audio visual, yaitu model group investigations, model pembelajaran team games tournaments, dan model pembelajaran student teams achievement divisions. Menurut Rizky, program ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi siswa dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

“Misalnya, siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan menunjukkan peningkatan hasil belajar,” kata dia.

Sementara untuk para ibu-ibunya lanjut Rizky, diadakan pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi dan didaur ulang menjadi lilin alternatif sebagai penerangan pengganti listrik.

Selain itu, para mahasiswa juga membantu dalam hal administrasi desa (SIPANDU KADES) yaitu berupa sosialisasi dan pendampingan digitalisasi kantor desa dengan pembuatan blog. Blog ini akan berperan sebagai media untuk membagikan materi pelajaran, informasi pendidikan, kesehatan, UMKM, dan kegiatan terkait kepada komunitas desa. Hal ini dinilai penting karena bisa menjadi alat untuk mempromosikan potensi desa melalui blog. Terakhir, di desa ini mahasiswa menyelenggarakan pelatihan dan festival untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Digitalisasi menjadi sebuah keharusan bagi UMKM. Makanya, kami berpikir pelatihan digitalisasi bagi UMKM agar transformasi mereka ke arah digitalisasi tidak terlalu terkendala,” tambah Rizky.

Sedangkan Ketua Kelompok Desa Baru, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, M. Ali dari Universitas Widyatama Bandung mengatakan, di grup kedua ini ada 21 orang peserta, yaitu 2 orang dari Institut Teknologi Garut, 3 orang dari Universitas Widyatama, 3 orang dari Institut Pendidikan Indonesia, 2 orang dari STKIP Pasundan, 2 orang dari Universitas Galuh Ciamis, 2 orang dari Institut Kesehatan Rajawali, 2 orang dari Jakarta Global University, 3 orang dari Universitas Garut, dan 2 orang Universitas Pasundan Bandung.

Di desa ini, pihaknya menemukan anak yang tidak bisa baca, tulis, menghitung, dan mengaji pada pendidikan non formal. Namun, setelah empat minggu kegiatan sekolah bestari dilakukan, yang mulanya tidak bisa membaca, menulis, dan menghitung, setelah mengikuti sekolah bestari, para siswa sudah bisa baca, tulis, dan hitung.

Selain itu para Mahasiswa juga mendirikan Taman Literasi Menara Bestari di Masjid Assalam 1 dan pembuatan website literasi muda Belitung Timur untuk mengangkat wisata Belitung Timur melalui literasi yang dibuat oleh anak-anak Belitung Timur.

Menurut M. Ali, adanya temuan anak yang belum bisa baca tulis itu juga mendorong mahasiswa memberi pelatihan digitalisasi administrasi desa dengan membuat aplikasi pendataan anak tidak sekolah (https://desabaru.my.id/) dan pembuatan logo Desa Baru.

Dengan adanya aplikasi ini, pendataan anak tidak sekolah lebih mudah, efektif, dan efisien sehingga penyajian laporan anak tidak sekolah lebih cepat. Aplikasi dapat digunakan secara maksimal dalam validasi data oleh perangkat desa sesuai dengan kebutuhan. (Yudi Dirgantara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.