KILASBANDUNGNEWS.COM – Arti Yulistia, atau biasa dipanggil Ibu Arti, merupakan satu dari 130 ribu tenaga pemasar Prudential Syariah yang berdomisili di Sukabumi, Jawa Barat. Sebelum bergabung sebagai tenaga pemasar, ia merupakan seorang Relationship Manager di salah satu bank.

Di dalam asuransi Syariah terdapat konsep saling tolong-menolong melalui dana tabarru’, yang merupakan kumpulan dana kontribusi dari para peserta. Dana tabarru’ ini akan digunakan untuk membantu klaim antar sesama peserta asuransi Syariah. Prinsip asuransi Syariah tersebut membuat Ibu Arti untuk terus membulatkan tekadnya menjadi tenaga pemasar Syariah sehingga ia juga dapat terus menebar kebaikan antar sesama sekaligus keberkahan dalam hidup.

Bagi Ibu Arti, cerita paling berkesan yang dialaminya, ketika berhasil membantu salah satu peserta yang terdiagnosis kanker payudara dengan waiver asuransi yang sudah berjalan. Peserta telah dinyatakan sehat selama satu tahun, namun namun tiba-tiba gejala batuk-batuk datang. Dan ketika diperiksa lpeserta tersebut didiagnosis dengan kanker paru stadium akhir.

Selama 6 bulan, perawatan peserta tersebut menghabiskan biaya kurang lebih 1 miliar rupiah di salah satu rumah sakit swasta. Karena jumlah biaya perawatan yang cukup besar, beliau khawatir apakah perawatan tersebut akan di-cover oleh Prudential Syariah. Ternyata, klaim tersebut di-cover dan beliau semakin merasakan manfaat asuransi untuk membantunya dalam menghadapi risiko kesehatan yang tidak terduga.

Sayangnya, peserta tersebut tutup usia seminggu kemudian ketika klaim selesai dibayarkan. Peristiwa ini cukup signifikan untuk Ibu Arti dan menjadi pengingat baginya untuk dapat terus sepenuh hati membantu lebih banyak lagi keluarga Indonesia mendapatkan proteksi kesehatan.

Pengalaman Ibu Arti dalam membantu peserta dan keluarganya merupakan wujud dedikasi seorang tenaga pemasar dalam menjalankan tugasnya untuk memastikan perlindungan nasabah (customer protection) dan pelayanan terbaik dari berbagai potensi risiko yang timbul. Ibu Arti secara konsisten mengedukasi peserta dan calon peserta secara bertahap, karena Ibu Arti meyakini adanya kebutuhan yang berbeda di setiap jenjang kehidupan.

Di samping kasus tersebut, masih banyak kasus lainnya yang berhasil terbantu oleh Ibu Arti, seperti kasus beberapa pasien penyakit jantung yang perawatannya menghabiskan waktu yang cukup lama. Sebagai contoh, salah satu peserta yang baru saja menandatangani persetujuan kepesertaan asuransi tambahan penyakit kritis, namun 4 bulan kemudian ia mendapatkan serangan jantung.

Ibu Arti sangat berperan dalam membantu peserta tersebut dengan sepenuh hati hingga peserta tersebut merasakan manfaat asuransi, dan menyadari bahwa menjaga keluarga itu tidak hanya saat masih hidup. Bahkan, peserta tersebut akhirnya bergabung menjadi tenaga pemasar Prudential Syariah untuk ikut membantu lebih banyak masyarakat Indonesia lainnya dalam mendapatkan proteksi.

Dari pengalamannya, Ibu Arti dapat melihat stigma yang terjadi di tengah masyarakat bahwa asuransi kesehatan tidak begitu penting. Namun, ternyata mereka baru menyadari pentingnya asuransi kesehatan setelah mereka sakit. Berangkat dari stigma tersebut, Ibu Arti memiliki tujuan untuk membantu lebih banyak lagi keluarga Indonesia yang dapat memahami pengelolaan finansial yang baik dan benar, termasuk memahami pentingnya proteksi kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan diri menghadapi segala perubahan di setiap jenjang kehidupan. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.