KILASBANDUNGNEWS.COM – Anggota Komisi X DPR RI periode 2024 – 2029 Ledia Hanifah Amaliah menyampaikan terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) kemungkinan tidak akan lagi menggunakan zonasi.
“Kita masih menunggu hasil kajian, tetapi kecenderungannya gak pakai zonasi, karena ada kecamatan tidak punya SMP SMA. Ada juga kasus satu sekolah di salah satu RW tapi tidak ada satupun warganya masuk. Karenanya dikaji pak menteri tidak mau gegabah, Januari diumumkan,” ungkap Ledia usai ngobrol santai bersama media, di Jl Supratman Kota Bandung, Rabu (18/12/2024).
Belum meratanya sekolah negeri kata Ledia banyak dikeluhkan warga sehingga PPDB jalur zonasi dirasa kurang adil.
Namun demikian untuk kurikulum merdeka kata Ledia akan dipertahankan hanya saja berubah metode menjadi model deep learning atau sebuah metode pendekatan belajar.
Dimana deep learning diharapkan dapat meningkatkan kapasitas siswa sehingga bisa memajukan pendidikan secara keseluruhan.
Masih kata Ledia, Presiden Prabowo sendiri menginginkan kedepan ada sekolah menengah atas atau SMA/SMK unggulan.
“SMA unggulan, kalau ditanya di Jabar Bandung lokasi dimana belum tahu dan tidak ada di Bandung karena ini boarding school artinya semua kegiatan full di sekolah,” jelasnya.
Ledia pun menyampaikan dunia pendidikan saat ini masih sering terjadi perundungan atau bullying bahkan pelakunya murid sekolah dasar.
“Saat guru akan mendisiplinkan khawatir kriminalisasi. Permisif di internet atau sosmed kasus bullying pun jadi salah satu pengaruhnya. Disini lah orang tua dan sekolah serta lingkungan harus kompak. Anak-anak harus menerima perbedaan orang lain, misal miskin disabilitas harus bisa menerima itu, harus berpikir bahwa anak diciptakan berbeda-beda,” tuturnya.
Karena itu, pihaknya mengusulkan agar satuan pendidikan sekolah dasar mempunyai guru konseling. Perannya mendampingi guru dan orang tua. Agar anak usia sekolah dasar menjadi baik sehingga melanjutkan ke jenjang berikutnya pun baik. (EVY)