KILASBANDUNGNEWS.COM – Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah menyampaikan ketidaksetujuannya terkait wacana pengenalan saham juga coding bagi siswa usia SD.
Menurut aleg Fraksi PKS ini bukan tidak bagus memberikan pengenalan soal saham atau pasar modal, juga coding bagi anak usia SD. Tapi ada pendidikan mendasar dan utama yang harus difokuskan terlebih dahulu. Pertama adalah soal kemampuan calistung, membaca, menulis dan berhitung.
Sebab menurutnya sampai saat ini persoalan besar yang masih menjadi tantangan di Indonesia adalah literasi baca tulis yang masih rendah. Padahal kemampuan baca tulis adalah tingkatan paling dasar dari sekian banyak literasi. Kemudian barulah kemampuan literasi numerik. Maka persoalan calistung ini harus terus ditingkatkan dan menjadi fokus perhatian dalam pendidikan level dasar dan menengah.
“Kemampuan calistung ini merupakan keterampilan dasar yang nanti akan menjadi dasar bagi pendalaman ilmu yang berikutnya. Sayangnya kita sampai saat ini bahkan belum punya standar ukuran berapa kosa kata bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh anak Indonesia pada usia-usia tertentu semisal kelas 3 SD berapa ribu, kelas 6 berapa, nanti kelas 9 berapa, SMA berapa.” ujar Ledia melalui rilis yang diterima redaksi, Selasa (8/1/2025).
Memiliki standar target jumlah kosa kata ini menurut Ledia akan menggesa kemampuan literasi para siswa sehingga mereka mau tidak mau akan terus menambah kosa kata sementara guru-guru juga bisa membuat program peningkatan literasi dengan lebih mudah, terukur dan menyenangkan bagi para murid.
Kedua adalah persoalan pendidikan budi pekerti. Menurut aleg asal dapil Kota Bandung Kota Cimahi ini, pada usia sekolah dasar dan menengah inilah waktu terbaik untuk menjadi peletak dasar kemampuan budi pekerti yang akan menjadi pengokoh pendidikan karakter.
“Karena pembentukan karakter, berbudi baik, juga bagaimana berakhlak mulia semua harus sudah dibiasakan sejak awal pendidikan dasar. Sehingga ibaratnya kita tidak terkaget-kaget melihat satu perilaku, ih kok udah SMP masih begini ya. Kita tidak berharap kagetan begitu karena kita sudah menyiapkannya, pendidikan budi pekerti sejak dini.” jelas Ledia.
Selanjutnya, Sekretaris Fraksi PKS ini menambahkan hal ketiga yang harus menjadi fokus perhatian pada level jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah persoalan penguatan jasmani.
“Kita perlu menyiapkan dengan sungguh-sungguh, bagaimana anak-anak kita pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, terutama di sekolah dasar ya, punya fisik yang baik, yang sehat, yang sesuai dengan standar tumbuh kembang. Karena dengan fisik yang sehat dia akan belajar dengan nyaman, dia akan belajar dengan gembira. Tidak stunting, sakit-sakitan. Alhamdulillah sekarang ada program makan bergizi gratis, mungkin perlu ditambahkan agar senam menjadi rutinitas sebelum sekolah misalnya.” ucapnya lagi.
Ketiga hal mendasar ini menurut Ledia perlu dirangkai menjadi satu kesatuan program pendidikan yang terukur dan terevaluasi secara berkala. Agar ada peningkatan kemampuan literasi baca tulis berhitung bagi siswa di Indonesia. Perlu diingat, skor PISA yang mengungkap kemampuan literasi bahasa, matematika dan sains terkini yang dilakukan pada 2022 menempatkan Indonesia pada ranking 69 dunia dan ke-6 di ASEAN.
“Kalau soal calistung, pendidikan budi pekerti dan kesehatan jasmani sudah dibuat program yang fokus, terukur dan terevaluasi, nanti kalau mau ditambah soal pembelajaran coding, soal pasar modal atau literasi finansial itu bisa saja, karena sudah mantab dulu dasar-dasarnya.” Tutup Ledia. (EVY)