KILASBANDUNGNEWS.COM – Wakil Ketua Sub Divisi Kebijakan Ekonomi Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat, Yayan Satyakti menyebut bahwa pihaknya telah melakukan riset mengenai mudik dan hasilnya, bahwa larangan mudik tidak akan berpengaruh terhadap mobilitas masyarakat.
“Jadi, saya membuat estimasi larangan mudik tak akan berpengaruh ke mobilitas Jabar. Orang tetap mudik walaupun dilarang,” kata Yayan, dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB), di Jalan Halmahera, Kamis (8/4/2021).
Menurut Yayan, dari hasil penelitian koefisien penurunan mobilitasnya hanya 13,6 persen, mobilitas menurun dibandingkan sebelum Idul Fitri.
“Jadi, sisanya pada mudik. Pemerintah melarang biar ga ‘ngabring teuing’ atau berkerumun,” ucapnya.
Yayan menyatakan, penurunan mobilitas yang cukup signifikan, terjadi pada awal pandemi di Maret 2020, karena pada saat itu semua orang tak beraktivitas. Begitu juga saat WFH diberlakukan, mobilitas orang turun sampai sampai Ramadan mencapai 70 persen.
“Signifikansi pergerakan orang ke pandemik tinggi. Orang 100% nurut tak beraktivitas tak mau berkegiatan lainnya dan ketika mudik 2020 pergerakan orang turun hanya 13 persen. Artinya orang ingin mudik karena social behavior,” tuturnya.
Yayan menilai, saat ini mobilitas masyarakat masih rentan untuk meningkatkan penularan pandemi karenanya pemerintah harus memperketat.
“Ada 8 juta orang yang mungkin akan mudik. Saat ini, kebijakan pemerintah banyak yang dilanggar karena tak efektif lagi,”pungkasnya. (Parno)