KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.088 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot, Kamis (14/11) pagi. Posisi tersebut melemah 9 poin atau 0,06 persen dibanding penutupan Rabu (13/11), yang berada di level Rp per dolar AS.
Seperti dikutip CNN Indonesia, Selasa (14/11/2019), mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau lira Turki melemah 0,61 persen, won Korea 0,23 persen, dan ringgit Malaysia 0,07 persen.
Selanjutnya, peso Filipina terpantau melemah 0,06 persen, dolar Singapura dan dolar Hong Kong juga sama-sama melemah tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen. Sedangkan, penguatan hanya terjadi pada Yen Jepang sebesar 0,02 persen.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia melemah 0,44 persen, dan dolar Kanada terpantau melemah tipis dengan nilai sebesar 0,02 persen, serta euro sebesar 0,03 persen.
Selain itu, poundsterling Inggris melemah tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah masih disebabkan sentimen negosiasi dagang dan China.
“Dari negosiasi AS dan China belum ada hal yang baru, jadi kekhawatiran pasar masih ada yang bisa menahan penguatan rupiah,” kata Ariston saat sihubungi CNNIndonesia, Kamis (14/11).
Terlebih, testimoni dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di hadapan anggota DPR AS tidak mengindikasikan lembaganya akan memangkas suku bunga acuan lagi.
“Jadi pernyataan ini tidak memberikan tekanan pada dollar AS,” ungkapnya.
Menurut Ariston, secara keseluruhan, kemungkinan rupiah masih berpeluang tertekan. Pasalnya, data neraca dalam negeri yang akan dirilis Jumat (15/11) besok diperkirakan masih agan defisit.
Lebih lanjut,Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.020 hingga Rp14.100 per dolar AS pada hari ini.***