KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.018 per dolar AS pada perdagangan pasar spot, Jumat (8/11) pagi. Posisi tersebut melemah 20 poin atau 0,15 persen dibandingkan penutupan Kamis (7/11), yang berada di level Rp13.998 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi pada ringgit Malaysia 0,07 persen, lira Turki 0,01 persen, dolar Singapura 0,02 persen, serta peso Filipina melemah 0,04 persen.
Sementara itu, penguatan terjadi pada won Korea 0,31 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan dolar Hong Kong sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi kepada poundsterling Inggris sebesar 0,03 persen, serta dolar Australia sebesar 0,17 persen. Pelemahan juga terjadi pada euro sebesar 0,01 persen dan dolar Kanada sebesar 0,05 persen.
Walaupun melemah, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah masih dapat terjadi dari kelanjutan negosiasi antara AS-China.
“Sentimen positif dari negosiasi dagang AS-China masih berlanjut di pasar AS dan hari ini bisa menjadi faktor penguat rupiah,” kata Ariston saat diwawancarai CNNIndonesia.com, Jumat (8/11).
Kendati demikian, Ariston mengatakan pasar mewaspadai kenaikan tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS terutama tenor 10 tahun.
“Yield naik ke area 1,97 persen, angka yang tidak ditemui sejak 1 Agustus 2019. Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya,” ungkapnya.
Sehingga, ia menilai dapat mendorong pelemahan terhadap rupiah. Ia berpendapat rupiah akan berpotensi bergerak di kisaran Rp13.970 hingga Rp14.050.***