Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menekan angka pengangguran yang dalam tiga tahun terakhir ini trennya terus mengalami penurunan. Salah satunya, dengan menyelenggarakan pameran bursa kerja yang digelar di halaman Bandung Indah Plaza (BIP), 25-26 Juni 2019.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menuturkan, pameran bursa kerja ini merupakan kali kedua digelar Pemkot Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung di tahun 2019. Pada Job Fair ini menyediakan sekitar 4.000 posisi lowongan pekerjaan.
“Bursa kerja ini melibatkan 38 perusahaan dengan kurang lebih ada 4.000 posisi kerja yang dibutuhkan. Mudah-mudahan bisa membantu menekan angka pengangguran,” kata Yana usai membuka Job Fair 2019 di BIP, Jalan Merdeka, Bandung, Selasa (25/6/2019).
Yana menuturkan, dari data terakhir per bulan Maret 2018 lalu di Kota Bandung tercatat pengangguran sebanyak 96 ribu orang. Sehingga, dia berharap pameran bursa kerja ini bisa berkontribusi menekan angka pengangguran.
“Ini yang kedua, Insyaallah setiap tahun ada empat kali. Jadi dengan berkisar antara 4.000 (posisi) sekali pameran jadi ada sekitar 16.000 posisi yang ditawarkan dalam setahun,” imbuhnya.
Menurut Yana, penyerapan tenaga kerja dalam pameran bursa kerja ini tidak hanya bergantung pada posisi lowongan yang ditawarkan. Namun, juga bergantung pada kompetensi pelamar yang dibutuhkan perusahaan.
“Karena kalau orang bilang, katanya lapangan kerja itu susah. Tapi ketika ketemu sama pengusaha kadang dia bingung juga nyari tenaga kerjanya karena kompetensinya tidak ketemu. Jadi dengan adanya job fair ini mudah-mudahan bisa mempertemukan perusahaan dengan yang mempunyai kompetensi tertentu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disnaker Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan, dalam pameran bursa kerja ini dibuka posisi lowongan kerja untuk berbagai jenjang pendidikan mulai dari setingkat SMA hingga lulusan perguruan tinggi. Juga tersedia sejumlah posisi untuk kaum difabel.
“Untuk disabilitas juga kita sediakan minimal 1 persen. Itu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan,” ucap Arief.
Arief mengungkapkan, untuk menekan angka pengangguran ini tidak hanya cukup dengan membuat pameran bursa kerja. Pihaknya juga membuka pelatihan dan menyelenggarakan program magang.
Sehingga Arief berharap tren penurunan tingkat pengangguran di Kota Bandung bisa terus berlanjut. Sejak tahun 2016 tercatat 9,05 persen angka pengangguran menurun ke level 8,44 persen di tahun 2017, lalu kembali menyusut di angka 8 persen pada 2018.
“Penyerapan dari job fair tahun lalu itu 51 persen. Pastinya, selain job fair ini kita mendorong pelatihan dan pemagangan bagi masyarakat. Tapi bukan hanya untuk tenaga yang siap bekerja tapi juga wirausaha baru, kemarin kita kerja sama dengan pihak Jepang itu mengenai pengelasan,” katanya.
Arief juga kembali mengingatkan agar masyarakat bisa memanfaatkan aplikasi Bandung Integrated Manpower Management (BIMMA) Disnaker Kota Bandung sebagai kanal informasi khusus lowongan kerja.***