Bandung – Penanganan darurat dampak gempa 7 SR di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus dilakukan dengan intensif. Evakuasi korban yang masih diduga tertimbun material bangunan roboh masih dilakukan serta pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi dengan mendistribusikan logistik juga makin diintensifkan ke banyak daerah yang terdampak.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga Kamis (9/8) pukul 17.00 WIB atau 4 hari pasca gempa jumlah korban meninggal dunia akibat gempa 7 SR yang mengguncang NTB dan Bali mencapai 259 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban meninggal terdapat di Kabupaten Lombok Utara 212 orang, Lombok Barat 26 orang, Lombok Timur 11, Kota Mataram 6, Lombok Tengah2 orang dan Kota Denpasar 2 orang.
“Data ini masih akan terus bertambah mengingat Tim SAR masih menemukan korban di reruntuhan bangunan dan masih diidentifikasi, diduga korban masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang belum dievakuasi dan adanya korban meninggal yang sudah dimakamkan tetapi belum di data dan dilaporkan ke Posko,” ucapnya.
Selain korban meninggal, akibat gempa ini sebanyak 1.033 orang luka berat dan masih dirawat inap di rumah sakit dan puskesmas serta jumlah pengungsi sebanyak 270.168 orang yang tersebar di banyak tempat. Sedangkan kerusakan fisik meliputi 67.857 unit rumah, 468 sekolah, 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid, 50 mushola, dan 20 perkantoran.
Sementara itu, ribuan personil dikerahkan untuk penanganan dampak gempa dengan mengerahkan 21 alat berat terdiri dari escavator, dozer, dump truk, loader, trailer, dan mobile crane.
Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM dan relawan melanjutkan proses pencarian korban seperti di Masjid Jabbal Nur Dusun Lading-Lading Desa Tanjung Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung