Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong koperasi untuk “go digital”. Hal tersebut disuarakan saat puncak peringatan ke-72 Hari Koperasi tingkat Kota Bandung di Ballroom Ibis Hotel, Jumat (2/8/2019).
Plh. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menuturkan, koperasi harus bertransformasi mengikuti kebutuhan zaman. Langkah pertama yang dilakukan adalah rehabilitasi koperasi yang telah ada.
Saat ini, terdapat 2.530 koperasi di Kota Bandung yang telah berbadan hukum. Namun, hanya 772 koperasi yang aktif, dan 619 koperasi yang dinyatakan sehat. Kondisi ini membuat Pemkot Bandung perlu memberikan pendampingan lebih agar koperasi bisa baik secara kualitas, tak hanya kuantitas.
“Kalau kita sudah berikan pendampingan, pelatihan, tetap tidak bisa berkembang, pilihan terjelek adalah kita akan merasionalisasi,” tuturnya.
Setelah itu, koperasi akan diarahkan untuk memasuki ekosistem digital. Kendati berbasis ekonomi kerakyatan, koperasi juga bisa dikelola secara digital. Terlebih di era saat ini, lembaga keuangan digital seperti fintech begitu mendominasi.
“Pada masa digital ini koperasi pun harus mengikuti perubahan yang begitu pesat. Di era industri 4.0 ini koperasi pun harus masuk ke dunia digital dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada anggota,” katanya.
Hal itu diamini oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bandung, Atet Dedi Handiman. Ia mengaku, tengah mengagendakan reformasi total koperasi.
“Koperasi harus bisa diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi kota,” ujarnya.
Ia berkeyakinan, merambah ekosistem digital adalah solusi agar koperasi ini dapat terus bertahan.
“Hari ini kita mengangkat tema Koperasi Menuju Ekosistem Digital. Koperasi harus go digital agar dapat bersaing sehat dengan badan usaha lainnya,” ucap pria yang juga menjadi Ketua Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung itu.***