KILASBANDUNGNEWS.COM – Berawal dari teman masa kecil dan gemar touring, 7 orang pria asal Bandung loba gaya (banyak gaya,red) membentuk komunitas atau club motor bernama ‘Bacank MC’ (Barudak Bandung Campuran). Komunitas berdiri tahun 2019 itu di ulang tahun ke-6 nya ini sudah beranggotakan 150 orang.
Tema ulang tahun ke-6 “Never To Old” atau menolak tua. Dimana Bacank MC ini mengaku ingin berbuat lebih banyak manfaat lagi bagi masyarakat, kendati usianya sudah paruh baya atau 50 tahun keatas.
“Anggota Bacank tidak ada yang muda diatas 50 tahun tapi kita menyemangati agar berjiwa muda, sehingga bisa terus berbuat kebaikan bukan hanya berguna buat kita tapi bagi semua,” ujar sesepuh Bacank MC Rully Panggabean di sela peringatan ulang tahun di Resto Plataran, Jl Dipenogoro, Sabtu (28/9/2024).
Di ulang tahun ini sekaligus pergantian ketua, pada ketua baru ini Rully berharap apa yang sudah dijalankan selama ini bisa ditingkatkan selain utama touring tetapi membina tali persaudaraan.
“Tali brother hood kan gak gampang, kita harus tahu kelakuannya, sifatnya. Intinya bisa menerima kelebihan dan kekurangan. Jangan sampai pecah, di tahun ke 6 ini mudah-mudahan Bacank lebih eksis lagi. Dengan pak Eliandi sudah kenal lama, saya harap bisa bawa Bacank sebagai organisasi komunitas yang aktif, berlalu lintas santun dijalanan, dan dengan tema never to old, kita bisa tetap berjiwa muda dan bermanfaat,” harapnya.
Ketua terpilih periode 2024-2026 Eliandi Sumar Dasuki menyampaikan bahwa program Bacank MC kedepan tidak muluk-muluk. Ia hanya ini agar sesama anak Bandung anggotanya itu guyub.
“Apa yang bisa diberikan ke masyarakat kita berikan, contoh membangun mesjid, kita juga sudah bangun tugu gede batu karas, lalu menanam pohon di Pangandaran, santunan anak yatim rutin. Kedepan tetap jaga silaturahmi bagaimanapun kita butuh temen gak bisa hidup sendiri,” ucap Eliandi.
“Program tetap touring hanya intensitas tergantung kesibukan juga. Diharapkan kehadiran kita jadi lebih variatif. Kita tidak ada target nambah anggota atau apapun hahya prinsipnya berteman dari dulu teman satu frekuensi, kumpul bareng, harapannya di ultah ke-6 dan HJKB ini kita support kota Bandung karena anggota kita ada yang bekerja di pemerintah apalagi swasta banyak, intinya kita ingin membuat dan berharap Kota Bandung aman, nyaman, dan tentram,” harapnya.
Pendiri Bacank MC, Torry Boediman mengatakan, komunitasnya itu berdiri 6 tahun lalu (2019). Berawal 7 orang dan kini beranggotakan 150 orang, semua anggotanya dari berbagai merk sepeda motor, mulai dari Harley hingga XMax.
“Kebanyakan Xmax, kita semua suka momotoran. Karena kita temen kecil, ketemu dan klik jadi komunitas ini. Profesinya masing-masing tapi perbedaan itu malah bikin kita makin kuat. Kita disebut Abas atau ABCD (Anak Bandung Asli, Anak Bandung Cinta Damai),” ujar Torry.
Lanjut dia di Bacank ini, selain ada club sepeda motor, juga ada club sepeda, club golf, dan kesenian salah satunya ada kang Opik saung Udjo. Selain itu kebanyakan anggota Bacank menyukai olahraga bela diri karate, tinju, dan lainnya.
Sementara itu mantan Ketua periode 2022-2024 Feri Keju, menyampaikan sejarah singkat dari Bacank MC. Nama Bacank MC ini dicocoklogikan sebagai barudak Bandung campuran seperti halnya makanan bacang.
“Nama tidak penting yang penting persabahatan. Dimulai temen lama dari SMP, SMA kebetulan bareng, mulai masa pensiun kita lebih leluasa kumpul kembali melalui media motor touring hingga berkembang jadi 150 peserta. Kebanyakan usia diatas 50 berdiri 6 tahun lalu tanggal 22 Juli, karena banyak kesibukan baru hari ini diperingati,” ujarnya.
Dari hobi momotoran itu, kata Feri beberapa anggotanya sudah touring kemana-mana. Ada yang sudah keliling se Indonesia, bahkan hingga negara tetangga Brunei dan Malaysia.
“Memang tidak semua bisa pergi jauh dan perjalanan itu 25 hari mulai ke Kalimantan melewati Brunei dan Malaysia, bahkan ada yang sampai ke Indonesia bagian timur, lalu kilo meter O Aceh, yang belum kita ingin ke Irian,” ungkap Feri.
Kata Feri, di komunitas ini diutamakan keguyuban terlebih tidak bisa bertemu setiap hari.
“Kita disini ingin senang-senang, happy-happy, tidak ada jenjang. Dan sesuai tema menolak tua, semangat, bisa berkumpul sampai usai maksimal sampai fisik tidak bisa mengikuti keinginan kita,” ucapnya.
Dan karena di komunitas ini tidak ada AD/ART ataupun aturan baku. Maka sepakat dua tahun sekali ada pergantian ketua.
“Karena temen kecil jadi tahu karakter, kita rutin bertemu di awal, akhir tahun, buka bersama, halal bihalal, dan ulang tahun. Untuk touring biasanya spontanitas, tapi tidak semua ikut yang ada waktu luang ikut. Anggota Bacank ini se Indonesia karena ada yang di Jakarta dan Surabaya, pusatnya di Bandung, makanya banyak anak Bandung tapi jadi pejabat di daerah lain,” pungkasnya.
Feri pun menyampaikan, Bacank sudah membangun mesjid Al firdaus di Kadungora
Kab Garut dari awal hingga terbangun. Bahkan memakmurkan mesjid tersebut, lalu membantu pemerintah Kab Pangandaran membangun tugu km 0 Pangandaran.
“Ini kan temen-temen purna tugas yang sebelumnya kerja di perusahaan. CSR nya menyalurkan kegiatan sosialnya melalui Bacank,” tuturnya.
Disinggung soal gang motor saat ini, diakui Feri, gang motor saat ini merupakan sekumpulan anak-akan yang pada masa mencari identitas diri namun membuat suatu aturan agar clubnya dilihat orang lain.
“Ya miris ya, kalau kita kan hanya nikmati saja yang penting pertemanan langgeng, jadi charger tiap hari setelah sibuk kerja jadi tidak perlu ada aturan. Tapi kalau yang sekarang miris berantem bawa Sajam, kalau dulu kita satu lawan satu tapi sudah berantem jadi kawan lagi,” tutupnya. (EVY)