Bandung – Sebagai wilayah yang berada di jantung Kota Bandung, Kecamatan Coblong sadar dengan potensi yang dimilikinya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki wilayahnya, Kecamatan Coblong memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak baik akademisi maupun pihak swasta.
Camat Coblong, Dedi Priadi mengemukakan, wilayahnya menjadi pusat kegiatan pendidikan karena berdiri Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan sejumlah perguuan tinggi lainnya. Selain itu Kecamatan Coblong juga menjadi pusat pariwisata. Hal itu karena Forest Walk, Teras Cikapundung dan Teras Cihampelas masuk ke wilayah Kecamatan Coblong.
“Hal itu berpengaruh terhadap kehidupan warga. Banyak rumah berubah fungsi jadi kontrakan, indekos, tempat kuliner. Itu juga turut mendorong pertumbuhan wirausaha baru seperti sektor handycraft dan kuliner,” ungkapnya dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balaikota Bandung, Selasa (2/10/2018).
Untuk itu, Kecamatan Coblong mengambil sejumlah langkah. Salah satunya, kata Dedi, melalui penguatan kolaborasi dengan Universitas Sangga Buana YPKP. Perguruan tinggi ini sangat peduli terhadap wirausaha baru. Kolaborasi tersebut berupa pelatihan terhadap dua angkatan yang masing-masing sebanyak 40 orang wirausaha baru. Ada beberapa di antara para peserta berhasil go internasional.
“Ada pengrajin kuliner dari Sadang Serang, sekarang mampu memasarkan sampai ke Malaysia. Produknya itu Cokelat dan kue kering yang berbahan baku tempe. Sudah mengikuti produk unggulan award dan masuk 40 besar. Bahkan bisa ekspor ke Hongkong cukup banyak tiap bulannya,” tuturnya.
Kecamatan Coblong juga berkolaborasi dengan Telkom University membuat aplikasi Coblong Mobile. Saat ini aplikasi tersebut masih “on progress” dan rencananya akan segera diluncurkan. Dalam aplikasi ini ada fitur belanja seperti kuliner atau makanan produk warga Coblong. Harapannya, Kehadirannya, aplikasi ini dapat meningkatkan ekonomi dan meningkatkan kreativitas warga.
“Ke depan kami pun ingin semua pelayanan digital. Misalkan membuat satu keterangan cukup di rumah saja dengan menggunakan gadget. Terpenting persyaratan lengkap dan telah diproses oleh admin kelurahan hingga kecamatan. Nanti warga tinggal mengambil hasilnya setelah ada notifikasi melalui gadget-nya,” jelasnya.
Di samping itu, Kecamatan Coblong pun memperkuat kolaborasi dengan RS Borromeus untuk menampilkan Posyandu yang tak hanya pemeriksaan dasar seperti penimbangan balita. Lebih dari itu, di salah satu Posyandu yakni Wijayakusumah ada baby spa. Kader diberikan pelatihan untuk melaksanakan pijat bayi.
“Animo masyarakat luar biasa karena merasakan manfaatnya,” sebutnya.
Kecamatan Coblong pun memperkuat kolaborasi dengan pihak swasta untuk menghadirkan Kampung Pelangi 200. Di sana, Kawasan kumuh yang berlokasi di sekitar 500 meter dari Jalan Dago yang ikonik disulap menjadi kampung yang eksotis. Pemukiman berundak di sana dicat warna-warni.
“Kami mencoba merubah wajah yang kumuh menjadi destinasi wisata baru. Semoga mereka bisa terbantu. Kami berkolaborasi dengan pihak swasta menjadikan kawasan padat penduduk menjadi sangat eksotik. Sasaran utamanya lebih kepada kebersihan lingkungan,” katanya.***