KILASBANDUNGNEWS.COM – Semakin besarnya keinginan warga Kota Bandung untuk hidup sehat dengan lingkungan yang bersih mendorong semakin banyaknya Kawasan Bebas Sampah (KBS) di Kota Bandung. Salah satunya KBS di RW 07 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari.
KBS di kawasan tersebut mulai dari pemanfaatan Lodong Sesa Dapur (Loseda) sampai terintergasi dengan Buruan Sae. Sampah organik sisa dapur itu, menjadikan pupuk sebagai penyubur untuk tanaman maupun sayuran di setiap rumah.
“Ini satu upaya dari warga sekitar untuk memuntaskan sampah dari sumbernya. Upaya ini bisa menularkan di wilayah lainya,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat meresmikan KBS di RW 07 Kelurahan Sarijadi Kecamatan Sukasari, Selasa (30/3/2021).
Yana mendorong, agar masyarakat mampu menerapkan metode pengelolaan sampah yang selesai dari sumbernya. Tak hanya itu, ia pun mendorong kepada kewliayahan untuk menyosialisasikan pengelolaan sampah, sampai kawasannya bebas dari sampah.
“Sampah selesai di wilayah kita masing-masing. Pangannya bisa dikonsumsi, minimal warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan. Kalau lebih bisa diberikan ke tetangga,” katanya.
Menurut Yana, program sampah jadi emas di kawasan tersebut sangat memungkinkan dilakukan. Apalagi kawasan tersebut sudah mandiri untuk mengolah maupun memilah sampah.
“Sampah jadi emas, ya bisa. Kita doronng warga untuk kumpulkan sampah (anorganik) tidak perlu kuota (anggota) yang banyak, kumpulkan jadi emas. Sampah anorganik punya nilai ekonomis,” jelasnya.
Sementara itu, Lurah Sarijadi, Evi Sjopiah menyampaikan, hadrikan KBS merupakan kemandirian warga dan kolaborasi dengan kewilayahan.
“KBS ini baru 2 bulan. Kita hitung jumah dari timbunan sampah rumah tangga, sekitar 500 gr per hari dan 2 kg dalam satu minggu,” tuturnya.
Untuk di wilayah kelruahan Sarijadi, 3 RW yang sudah menerapkan KBS dari 11 RW. Sisasnya ia akan berusaha agar semua RW melaksanakannya.
“Jumlah RW 11 yang sudah (KBS) ada 3. di RW 7, RW 11 dan RW 3. Sisanya 8 lagi ini kita proses dan mendorong untuk semangat masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan, Ketua RW 07, Anto Suhanto mengungkapkan, KBS terbentuk dari swadaya masyarakat. Masyarakat pun mengerjakannya dengan gotong royong. Sehinggga warga bisa memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk. Dan memanfaatkan sampah anorganik memiliki nilai ekonomi.
“Di RW 07 terdapat 358 rumah atau 466 KK (Kepala Keluarga), alhamdulilah kita semua mampu memanfaatkan sampah dengan metode yang sudah dilakukan ini,” tuturnya. (rls)