KILASBANDUNGNEWS.COM – Hingga saat ini Kota Bandung sudah memiliki 24 Kampung Tangguh Nusantara yang tersebar di sejumlah kecamatan.
Kampung Tangguh Nusantara yang ke-24 di Kota Bandung berlokasi di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Kawasan terpadu untuk melawan Covid-19 ini diharapkan menjadi percontohan untuk wilayah lain di Kecamatan Coblong.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Yana Mulyana saat meresmikan Kampung Tangguh Nusantara di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong.
“Ini kecamatan ke-24 dalam membentuk Kampung Tangguh. Ini hal luar biasa. Respon masyarakat juga luar biasa. Kampung Tangguh Nusantara Ini akan terbentuk di 30 kecamatan,” ucap Yana usai meninjau fasilitas Kampung Tangguh Nusantara Kelurahan Dago.
Yana menuturkan, saat ini Kota Bandung sudah masuk ke zona biru dan telah menerapkan Adaptasi Kebiasaaan Baru (AKB). Namun, masyarakat tetap harus waspada dalam mengatasi penyebaran virus corona.
Keberadaan Kampung Tangguh Nusantara tetap diperlukan agar kolaborasi masyarakat bisa terjalin secara solid melawan Covid-19. Utamanya bisa saling mengingatkan untuk selalu menerapkan standarisasi protokol kesehatan di wilayahnya.
“Mudah-mudahan dengan semakin banyaknya Kampung Tangguh Nusantara di beberapa wilayah Kota Bandung ini bisa menyelesaikan Covid-19. Karena wabah Covid-19 ini bisa diselesaikan apabila dilaksanakan secara berama-sama, serempak,” tutur Yana.
Sementara itu, Ketua Kampung Tangguh Nusantara Kelurahan Dago, Agus Sukaryat menuturkan, di wilayah ini terdapat posko khusus untuk mengurus masalah pangan. Dengan mengoptimalkan para kader PKK, posko akan mengelola segala bentuk bantuan makanan.
“Ada posko lumbung pangan. Itu bantuan masuk ke sana semua. Seperti kemarin buat ojol juga itu di sana. Kita ada di balai RW,” ujar Agus.
Di wilayahnya juga terdapat posko kesehatan. Di posko ini dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan diiringi dengan pemberian vitamin.
Agus mengungkapkan, terdapat salah seorang warga juga yang mempersilahkan rumahnya dijadikan sebagai tempat singgah. Yakni diperuntukan jika ada pendatang atau warga yang hendak melakukan karantina mandiri.
“Kalau di rumahnya tidak ada ruangan bisa singgah di sini 14 hari,” ungkap Agus.
Rumah singgah ini memiliki dua buah kamar dan lengkap dengan fasilitas kamar mandi serta dapur. Bahkan disiapkan beragam program kegiatan untuk mengisi waktu selama karantina.
“Ada kegiatan-kegiatan positifnya di sini. Dilengkapi budi daya ikan lele. Ada juga kebun hydroponik,” imbuh Agus.
Agus menuturkan di Kampung Tangguh Nusantara Kelurahan Dago ini juga ada posko keamanan khusus untuk mengawasi masyarakat. Terlebih di kawasan ini juga terdapat cuckup banyak kos-kosan.
“Ada posko linmas bekerja sama dengan pengurus RT. Kita bikin ronda malam. Selama PSBB lalu, ada penjagaan,” ungkapnya.
Bahkan, sambung Agus, di wilayahnya ada Satuan Tugas (Satgas) jenazah. Mereka telah diberi pelatihan khusus penanganan jenazah di masa pandemi. Kendati ada yang meninggal bukan karena terpapar virus corona, namun tetap memberlakukan protokol kesehatan.
“Kemarin ada pelatihan pengurusan jenazah dari Ilmu Kedokteran Forensik Hasan Sadikin. Jadi petugas diberi pengetahuan. Kalau pun karena Corona tapi mereka sudah siap,” katanya. (rls)