Bandung – Kafilah asal Jawa Barat gagal memenuhi target menjadi juara umum dalam gelaran Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XXVII Nasional 2018 yang berlangsung di Sumatera Utara. Kontingen Jawa Barat harus puas menduduki peringkat ke enam dalam ajang MTQ nasional yang berakhir Jumat (13/10/2018).
Posisi juara umum diraih kontingen DKI Jakarta disusul oleh Banten dan tuan rumah Sumatera Utara di peringkat tiga. Jabar hanya unggul di satu cabang yaitu tafsir Bahasa Inggris.
Ketua Harian LPTQ Jabar Badruszzaman M Yunus mengatakan, dari segi peringkat kafilah Jabar alami peningkatan jika dibanding pelaksanaan MTQ 2016 lalu di NTB, Jabar saat itu berada di posisi kesepuluh.
“Memang ada kendala teknis dan non teknis, tapi ke depan kita akan melakukan pembinaan internal dan evaluasi ekternal. Kami ingin mengembalikan MTQ ke jati dirinya bukan karena prestige,” jelasnya seperti dilansir laman PikiranRakyat, Selasa (16/10/2018).
Menurut Yunus, pada prosesnya mayoritas kafilah Jabar pada babak penyisihan 80 persen peserta menduduki rangking pertama.
“Pada final peserta kita kalah siap/mental dan kalah nasib,” ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginginkan Kafilah asal Jabar bisa merebut kembali gelar juara umum pada perhelatan MTQ XXVII 2018 di Sumatera Utara. Terakhir kali Jabar juara MTQ pada 2010 lalu di Bengkulu.
Hal itu ditegaskan Ridwan kala melepas 127 kafilah Jabar yang terdiri dari 60 peserta, 10 pendamping, 22 pembina dan 35 ofisial yang terdiri dari unsur Pemprov Jabar, Kementerian Agama dan pengurus LPTQ Jabar, kafilah atau peserta MTQ asal Jabar di Aula Barat Gedung Sate Jalan Diponegoro Kota Bandung, Rabu (3/10).
“Hari ini saya melepas tim kafilah Jabar utuk MTQ yang akan berlangsung selama seminggu di Sumut. Sudah lama kita merindukan juara, terakhir 2010. Mudah-mudahan ini hadir, tidak hanya olah raga, tapi keagamaan juga kita maksimalkan,” ucap dia.
Ridwan yakin bahwa tahapan demi tahapan pembinaan sudah dilewati oleh seluruh kafilah sesuai target dan perencanaan sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki para utusan jawa barat ini telah optimal dan siap mempersembahkan yang terbaik untuk Jabar.
Namun demikian ada beberapa hal yang perlu diantisipasi berkaitan dengan penyelenggaraan dan penilaian MTQ tahun ini, yaitu teknologi fingerprint untuk mencegah praktek perjokian.***