KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah mewacanakan pembelian minyak goreng curah dengan menunjukkan aplikasi PeduliLindungi. Wacana itu justru mendapat penolakan dari warga di Tasikmalaya.
Salah satu penolakan muncul dari mulut Yayah. Ibu rumah tangga ini mengaku kebijakan tersebut kurang efektif. Terlebih apabila diterapkan, hal itu akan menyulitkan warga mendapatkan minyak goreng.
“Lah nanaonan pak, riweuh,ribet. Meuli minyak minyak wae make syarat. Kamari hese ayuna dipersulit kieu. (Lah apa-apaan pak, repot, ribet. Beli minyak aja pake syarat. Kemarin susah minyaknya sekarang dipersulit gini),” ucap Yayah saat berbincang di Pasar Tradisional Singaparna, Kamis (30/6/22).
Hal Senada disampaikan agen minyak goreng curah. Salah satu agen, Piah, mengaku kebijakan ini akan sulit diterima konsumen. Agen akan tetap melayani pembelian minyak goreng curah walau tidak menunjukan aplikasi peduli lindungi. Peagang justru khawatir jika dipaksakan, konsumen akan lari.
“Kalau saya mah tetap akan layani yang beli minyak curah (meski) nggak pakai aplikasi juga. Kasihan masyarakat butuh. Ini kebutuhan pokok yang nggak boleh nggak ada di rumah,” katanya.
Dia juga mengaku belum menerima sosialisasi secara gamblang dari pemerintah. Mereka baru mengetahui dari informasi yang beredar.
“Ada info di berita tapi sosialisasi mah nggak ada,” tutur Piah.
Sementara itu, harga minyak goreng curah di pasar Tradisional Singaparna sudah sesuai harga eceran tertinggi. Pedagang menjual Rp 14.000 untuk satu liter minyak goreng curah. Agen bisa menjual 10 ton minyak goreng curah perhari. (Sumber : Detik.com)