KILASBANDUNGNEWS.COM – Bandung – Warga mengeluhkan kondisi Jembatan Citarum, Leuwisapi, Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung yang semakin mengkhawatirkan. Jembatan tersebut dibangun bekas peninggalan Belanda pada sekitar 1951 tahun silam.

Pantauan detikJabar, jembatan tersebut sulit dilalui kendaraan truk besar dari kedua arah. Jika hal tersebut terjadi, salah satu truk harus mengalah menunggu truk satunya melintas.
Jembatan itu juga terlihat tidak rata dan sedikit bergelombang. Sehingga membuat jembatan sedikit bergoyang jika truk besar melintas jembatan tersebut.

Terlibat pagar pembatas jembatan tersebut telah berkarat dan banyak yang patah. Kemudian area trotoar pun terlihat sempit.Warga setempat, Wiwi Setiawan (46) mengatakan jembatan tersebut kodisinya memang mengkhawatirkan. Apalagi, menurutnya, kondisi jalan yang bergelombang.

“Mengerikan atuh jembatan ini mah, kalau ada truk gede, pasti sering goyang jembatannya,” ujar Wiwi kepada detikJabar, Rabu (27/7/2022).Menurutnya kontur jalan pada jembatan tersebut baru dilakukan perbaikan beberapa hari lalu. Namun, menurutnya, perbaikan jalannya tidak menyeluruh.

“Ini sayang aja, jalannya hanya di tambal menclok-menclok. Padahal udah aja sekalian di hotmix semua. Diaspal kemarin, saya lihat. Satu mobil bawa drum kecil, ditambal-tambal aja,” katanya.

“Pas ramai di sosmed aja, kemarin baru diaspal. Kirain mau dihotmix semua, tahunya ditambal aja. Udah aja sekalian aspal semua, toh itu juga pakai uang rakyat,” tambahnya.
Wiwi juga mengkhawatirkan kondisi trotoar yang berukuran sempit. Menurutnya, hal dikhawatirkan membuat orang terjatuh.

“Trotoar juga bisa dilihat, khawatir juga, apalagi lebarnya sempit, khawatir kalau yang jalan jatuh kan,” jelasnya.Dia mengaku daerah tersebut kondisinya rawan. Apalagi, menurutnya, daerah tersebut sering ada begal.

“Iyah emang jembatan ini rawan, rawan orang yang jatuh, terutama rawan begal. Sekarang juga kadang masih ada begal, cuma nggak sesering kaya dulu, apalagi kalau malam-malam mah, udah aja paroek (gelap),” ucapnya.

Sementara itu, terlihat beberapa petugas UPTD Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat tengah melakukan pengecetan di area jembatan tersebut. Bahkan beberapa jalan yang bolong pun telah diperbaiki sebagian.

“Iyah ini lagi dilakukan pemeliharaan. Apalagi kan kemarin ramai di sosmed soal jembatan ini yang nggak terawat. Tapi kita lihat, kan jalannya udah diperbaiki kan,” ujar petugas UPTD BMPR Jabar yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengungkapkan jembatan tersebut merupakan peninggalan Belanda. Bahkan menurutnya jembatan tersebut dibangun berbarengan dengan jembatan Dayeuhkolot. “Memang ini jembatan udah lama, setahu saya ini seumur sama Jembatan Dayeuhkolot, ya peninggalan Belanda, kayaknya sekitar tahun 1951an,” tuturnya.

“Iyah emang sempat direnovasi pas tahun 2016. Tapi kalau pemeliharaan mah rutin hingga sekarang,” jelasnya.Meski begitu, dirinya menambahkan jika jembatan yang goyang merupakan hal biasa. Apalagi, menurutnya, sebuah jembatan dibangun

“Kalau getaran atau goyang-goyang mah normal sebenarnya. Setiap jembatan pasti ada pergerakan, soalnya itu juga di desain untuk tahan gempa. Kalau jembatan gak dibuat goyang, ajeug terus, ya lama-lama pasti runtuh,” pungkasnya.

( sumber : detik.com )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.