KILASBANDUNGNEWS.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat menargetkan bisa melakukan pemeriksaan COVID-19 pada sekitar 300.000 warga atau 0,6 persen dari populasi sebagaimana yang dijalankan di Korea Selatan.
Wakil Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat Siska Gerfianti pada Jumat mengatakan bahwa Gugus Tugas sudah mengelompokkan sasaran untuk pemeriksaan COVID-19 secara masif dalam beberapa kategori.
Ia mengatakan, kelompok sasaran Kategori A mencakup orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG), dan tenaga kesehatan.
“Kategori B itu adalah orang-orang yang sering berhubungan dengan banyak orang. Bukan hanya pelayanan kesehatan, tapi pelayanan publik lainnya, polisi, tentara, dan ulama yang sering bertemu banyak orang,” katanya.
“Lalu, masuk ke dalam Kategori C misalnya pelaku perjalanan dan lain-lain,” ia menambahkan.
Siska menjelaskan bahwa pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 dari sampel usap hidung atau tenggorokan menggunakan metode PCR diprioritaskan pada warga dalam kelompok sasaran Kategori A dan B.
“Kami harapkan sebulan ke depan, setelah alat-alat hadir, kami akan laksanakan rapid test masif di seluruh Jabar dengan Mobile COVID-19 Test. Lalu, pemeriksaan PCR menurut sasaran target yang sudah kami tentukan,” katanya.
Ia menjelaskan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat hingga 17 Juni 2020 telah memeriksa 148.789 warga menggunakan alat tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT), dan memeriksa 60.389 warga menggunakan metode PCR.
“Kami kejar lagi (jumlah tes) karena kami harus mengetes sekitar 300.000 pemeriksaan, baik rapid test maupun PCR,” kata Siska.
Ia menjelaskan, pemeriksaan COVID-19 secara masif merupakan bagian dari upaya memastikan status pasien, memetakan sebaran dan melacak penularan virus, dan mencegah penyebaran virus.
Menurut Siska, Gugus Tugas menyiapkan 627 Mobile COVID-19 Test dan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) PT Bio Farma (Persero) untuk mendukung pemeriksaan COVID-19 hingga di kecamatan-kecamatan.
“Mobile swab test-nya kami sudah punya,dan kami sedang mengadakan PCR portabel, sehingga pada saat nanti ada agenda (tes masif) di mana, setelah rapid test, ada pemeriksaan PCR di tempatnya masing-masing,” katanya.
Ia menambahkan bahwa ada 19 laboratorium yang siap mendukung pemeriksaan COVID-19 menggunakan metode PCR di Jawa Barat.
“Labkesda saat ini kapasitasnya sudah 2.000 pemeriksaan per hari, sehingga minggu lalu, kami laporkan, sampel yang terbaca itu sudah habis. Jadi sudah tidak ada bottle neck, sudah diperiksa semua,” katanya.
Menurut dia, saat ini Jawa Barat memiliki logistik kesehatan untuk keperluan pemeriksaan COVID-19 berupa 30.000 alat tes diagnostik cepat, 27.000 alat pemeriksaan sampel usap hidung-tenggorokan, 83.000 paket reagen untuk pemeriksaan menggunakan metode PCR, 77.000 reagen RNA, 36.000 alat pelindung diri, 9.000 masker KN-95, 500 masker N-95.
“Rapid test kita upayakan 300 ribu dan PCR test kita upayakan memenuhi target 150 ribu sehingga bisa mencapai 300 ribu lebih pemeriksaan di Jabar,” kata Siska.
Ketua Divisi Komunikasi Publik Pemerintah Jawa Barat Hermansyah meminta warga tidak takut menjalani pemeriksaan masif COVID-19.
“Masyarakat tidak perlu takut melaksanakan rapid test ini, karena ini upaya kita untuk mencegah yang lebih besar terhadap penularan. Kemudian juga kita jangan ada lagi stigma orang-orang yang positif COVID-19,” kata Hermansyah. (ANT)