KILASBANDUNGNEWS.COM – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sudah melakukan pembicaraan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) terkait desain master plan Kota Baru Patimban.
Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil mengaku, pihaknya mempunyai keinginan agar Patimban menjadi pelabuhan terbaik di Indonesia, bahkan Asia Tenggara serta Patimban bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, apalagi pelabuhan tersebut masuk ke dalam segitiga emas Jabar di masa depan, yakni Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka).
“Kita sudah melakukan pembicaraan dengan JICA terkait desain master plan kota baru Patimban. Dalam master plan tersebut, rencananya Pelabuhan Patimban akan dilengkapi sarana pendidikan kemaritiman,” ucapnya.
Gubenur mengaku, pihak JICA sudah berjanji kepada Pemdaprov Jawa Barat untuk mendesain master plan kota baru Patimban sehingga diharapkan ada muntahan ekonomi, karena dirinya sedang menghitung multiplier effect dari Patimban.
“Untuk kegiatan pelabuhan ini akan sangat luar biasa, akan hadir ribuan pekerjaan, pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi turunan dari kegiatan di pelabuhan, termasuk rencana kami ingin membangun politeknik kemaritiman,” imbuhnya.
Menurut Gubernur, pembangunan politeknik kemaritima bertujuan mendorong pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga warga Kabupaten Subang maupun Jawa Barat pada umumnya turut meningkatkan pengetahuan kemaritiman sehingga hadirnya Pelabuhan Patimban bisa membawa manfaat bagi warga.
“Pemdaprov Jabar pun bekerja sama dengan pihak swasta dari Glasgow College of Maritime, Skotlandia, Inggris, untuk menghadirkan politeknik kemaritiman di Patimban,” kata Gubernur, dalam rapat bersama Menhub RI Budi Karya Sumadi melalui video conference dari Gedung Pakuan, Jumat (7/8/2020).
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia (RI) Budi Karya Sumadi, mendukung rencana Gubernur jntuk menggelar pertemuan dengan JICA terkait desain master plan kota baru Patimban.
“Saya setuju untuk melakukan pertemuan dengan JICA. Paling tidak kalau belum ada master plan-nya kita diskusi tentang apa saja yang harus dilakukan. Mungkin kita bisa membuat term of reference bagi kota Patimban,” ucap Budi.
Budi menambahkan, untuk pembangunan politeknik kemaritiman, perlu dilakukan juga kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Bandung untuk mendirikan program studi kemaritiman di Patimban dengan pertimbangan bahwa membangun Politeknik Kemaritiman yang baru diperlukan waktu dan anggaran dari APBN.
“Memang kalau membangun politeknik itu dibutuhkan anggaran APBN. Seperti diketahui APBN kita semakin sedikit. Saya mengusulkan agar tahun ajaran depan bisa dilakukan kerja sama dengan ITB atau Unpad dimana prodi kemaritiman ini kita supply,” katanya. (Parno)