KILASBANDUNGNEWS.COM – Dalam upaya mempertahankan dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi Jawa Barat yang telah mencapai pertumbuhan positif sebesar 6,13% pada triwulan II-2021, Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat bekerja sama dengan Pusat Unggulan BUMN Center Universitas Padjadjaran dan Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti menyelenggarakan kegiatan Infrastruktur Forum.

Dalam struktur perekonomian Jawa Barat, investasi merupakan salah satu sumber pertumbuhan yang pada 5 tahun terakhir secara rata-rata memberikan kontribusi sebesar 24%. Hingga semester I-2021, realisasi investasi di Jawa Barat tercatat sebesar Rp72,46 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar Rp57,89 triliun. Realisasi investasi tersebut merupakan yang terbesar secara nasional, meskipun di sisi lain masih terdapat potensi risiko ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

Sebagai provinsi dengan berbagai potensi yang dimiliki, Jawa Barat menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jawa Barat merupakan salah satu dari tiga provinsi paling kompetitif di Indonesia dengan setidaknya 3 faktor pendorong tingkat daya saingnya pada tahun 2020 yaitu daya tarik investasi asing langsung (FDI), ketersediaan infrastruktur fisik, serta ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah.

Ketersediaan dan kesiapan infrastruktur, khususnya infrastruktur konektivitas yang dapat mendukung kelancaran logistik seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara merupakan salah satu aspek penting yang menjadi pertimbangan dan mendorong keyakinan investor untuk berinvetasi. Kesiapan infrastruktur yang menghubungkan Jawa Barat bagian utara dan selatan merupakan poin penting untuk menarik minat investor di tahun-tahun mendatang mengingat potensi yang ada di kedua wilayah tersebut.

Dari sisi Jawa Barat bagian utara, saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sedang berupaya untuk mengembangkan kawasan Rebana yang diharapkan dapat menjadi kawasan baru bagi perindustrian terintegrasi yang dilengkapi dengan jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu), Pelabuhan Patimban, dan Bandara Kertajati.

Keberadaan infrastruktur kawasan Rebana berpotensi untuk meningkatkan daya saing berbagai komoditas manufaktur Indonesia, seperti produk otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil. Ditengah pembangunan kawasan Rebana yang terus berjalan, pengembangan Jawa Barat bagian selatan juga menjadi prioritas karena memiliki potensi pariwisata sebagai sumber penghasil devisa yang tinggi dan potensi pertanian, kelautan dan perikanan yang dapat membantu penyediaan pangan strategis untuk pengendalian inflasi.

Potensi pengembangan Jawa Barat bagian selatan ini perlu didukung oleh sarana infrastruktur seperti jalan tol Bandung – Tasikmalaya – Cilacap (Baticap), Jalur Tengah Selatan (JTS), moda transportasi, pengairan dan irigasi, air minum dan sanitasi, pariwisata, serta kelautan dan perikanan yang memadai.

Untuk mengoptimalkan potensi ini, dibutuhkan sinergi dari seluruh komponen pentahelix untuk memastikan pembangunan infrastruktur dapat berjalan dengan lancar yang memberikan nilai tambah serta daya tarik Jawa Barat sebagai tujuan investasi.

Menurut Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil, selain proyek prioritas di kawasan Cirebon – Patimban – Kertajati di utara Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 2022 juga akan mengembangkan berbagai proyek investasi di wilayah selatan Jawa Barat, yang mencakup proyek transportasi; pariwisata dan ekonomi; pengairan dan irigasi; kelautan dan perikanan; serta penanganan bencana.

“Secara total, proyek investasi di Jawa Barat bagian selatan ini diperkirakan mencapai Rp7,9 triliun,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto menyampaikan rekomendasi untuk mendukung pengembangan investasi di Jawa Barat selatan yaitu (1) diversifikasi sumber pembiayaan, khususnya melalui creative financing baik yang bersumber dari perbankan, sekuritisasi aset, dan Sovereign Wealth Fund (SWF), (2) penguatan sinergi antar stakeholders, khususnya untuk mengakselerasi penyelesaian berbagai kendala teknis terkait pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur, serta (3) pengelolaan ekonomi kawasan konservasi berbasis teknologi.

Penyelenggaraan Infrastructure Forum yang mengangkat tema “Peningkatan Dukungan Infrastruktur Logistik Untuk Daya Saing Dan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat” kali ini merupakan bentuk perhatian dari seluruh stakeholders komponen pentahelix di Jawa Barat, untuk menyusun berbagai rekomendasi pengembangan infrastruktur di Tatar Priangan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki wilayah Jawa Barat utara dan selatan.

Infrastructure Forum ini menjadi awal dari rangkaian road to West Java Investment Summit (WJIS) 2021 pada 19 Agustus mendatang, yang puncaknya akan digelar pada Oktober 2021. WJIS sebagai event bergengsi untuk memperkenalkan proyek investasi unggulan Jawa Barat, mempertemukan dengan investor potensial, sekaligus sebagai event sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat serta seluruh stakeholders terkait.

Melalui sinergi, kolaborasi dan keterlibatan aktif Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat bersama seluruh stakeholders terakit dalam penyelenggaraan Infrastruktur Forum ini, potensi pengembangan infrastruktur Jawa Barat dapat terekplorasi, sinergitas pengembangan dapat terakselerasi, dan pengembangan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat dapat lebih optimal. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.