KILASBANDUNGNEWS.COM – Harga pangan dalam negeri terus mengalami perubahan pasca Hari Raya Idul Fitri. Yang mengherankan, beberapa komoditas pangan di kawasan DKI Jakarta stabil di harga yang tinggi.
Menurut pantauan detikcom pada Rabu (22/06/2022), di beberapa pasar seperti Pasar Lokbin Muria Dalam dan Pasar Tebet Timur, tidak ada perubahan yang signifikan dari harga-harga pangan.
Sebut saja pangan andalan kita untuk sarapan di pagi hari yakni telur. Sempat naik hingga Rp 30 ribu di beberapa pekan terakhir, kini dalam seminggu terakhir ia anteng di posisi Rp 28 ribu ler kg.
“Telur sekarang masih stabil di Rp 28 ribu. Alhamdulillah udah anteng di situ, tinggal belum ke normal aja,” ujar Saiful, pedagang toko sembako di Pasar Lokbin Muria Dalam.
Tak mau ketinggalan dari golongan bumbu dapur, bawang merah yang dulu melonjak dari harga Rp 30 ribu kini masih setia mempertahan posisinya di Rp 60 ribu. Begitu pula cabai-cabaian khususnya cabai rawit merah, yang masih berada di posisi tertinggi.
“Tinggi semua. Semua sayuran ini mah masih anteng di situ. Bawang merah tetap masih di Rp 60 ribu per kg, belum berubah-ubah juga. Cabe juga sama, rawit masih di Rp 120 ribu an per kg. Mana pasar juga sepi, daya beli konsumen lagi pada turun,” ujar Ani, salah satu pedagang di Pasar Tebet Timur kepada detikcom.
Ani mengatakan, kemungkinan harga pangan yang stabil di tinggi ini bisa jadi berlangsung lama, mengingat kondisi perekonomian global juga saat ini sedang kurang stabil, curah hujan yang tinggi, dan pupuk yang mahal.
Tidak berhenti sampai di situ, dari golongan daging sapi dan kambing pun demikian. Acub, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Tebet Timur mengatakan harga daging masih stabil di Rp 150-160 ribu per kg. Harga ini belum mengalami perubahan yang berarti semenjak Hari Raya Idul Fitri.
“Masih di Rp 150-160 ribu-an. Waktu awal-awal wabah PMK menyebar itu sempat turun sedikit tapi cuma Rp 5 ribu. Harga ya segitu-gitu aja, yang berubah pembelinya, jadi semakin nggak ada,” ujar Acub.
Meski kestabilan harga pangan patut disyukuri, tetapi mengingat kestabilan ini bukan di harga normal melainkan di harga tinggi, pantas saja masyarakat terus berada dalam keresahan.
“Harapannya ya semua bisa kembali ke harga normal. Ya daging, ya sembako, ya sayur, supaya pembeli juga pada ada lagi,” tutup Acub. (Sumber : Detik.com)