KILASBANDUNGNEWS.COM – Islam telah mampu bertahan berabad-abad di Nusantara ini, dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Umat Islam sebagai penduduk mayoritas mampu bertahan dalam pergumulan dengan berbagai tantangannya di bumi Nusantara ini luar biasa.

Namun pada sisi lain, masih banyak ditemukan kelemahan di kalangan umat Islam dalam konteks politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lainnya.

Menghadapi Indonesia Emas 2045 yang tinggal sekitar 23 tahun lagi, kondisi umat Islam yang mayoritas ini dianggap belum sesuai dengan harapan. Dalam berbagai bidang masih tertinggal dan memiliki berbagai permasalahan.

Bidang politik misalnya, kepemimpinan politik dan pemerintahan umat Islam yang belum mencerminkan bahwa umat Islam sebagai mayoritas. Partai politik yang berbasis umat Islam belum bisa bersatu sehingga tidak ada langkah bersama dalam menyiapkan kepemimpinan politik dan pemerintahan yang lahir dari kader umat.

Untuk bidang hukum dan perundang-undangan yang belum menggembirakan. Permasalahan hukum yang paling berat adalah dalam penegakannya masih sangat lemah sehingga berdampak terhadap kondisi sosial budaya masyarakat.

Bidang perekonomian, kondisi perekonomian yang masih jauh dari harapan. Bank Dunia mencatat berbagai faktor penyebab ketimpangan ekonomi di Indonesia. Mulai dari kesenjangan peluang, konsentrasi kekayaan di segelintir orang, ketimpangan pasar kerja, hingga rapuhnya masyarakat miskin menghadapi guncangan ekonomi.

Kondisi permasalahan umat saat ini. Salah satu permasalahan umat adalah tergerusnya masalah aqidah sehingga banyak umat Islam yang mempunyai paham-paham yang tidak sejalan dengan substansi ajaran Islam dan lebih dari itu adalah murtadnya umat Islam.

Sementara kondisi IPTEK dan Pendidikan. Beradasarkan data yang dipublikasi oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan tingkat pendidikan dunia.

Menurut Ketua Yayasan Darul Hikam Sodik Mudjahid, melihat kondisi tersebut, menunjukkan bahwa perjuangan umat Islam selama ini perlu dievaluasi karena dianggap kurang efektif. Perjuangan selama ini dilakukan seakan-akan kurang arah dan kurang perencanaan yang baik, dilakukan secara parsial serta kurang bersinergi di antara para pelaku dakwah, baik secara personal maupun secara institusional.

“Salah satu alasannya adalah umat Islam secara bersama-sama belum mempunyai “Roadmap Perjuangan Ummat Islam” yang bersinergi dan terpadu,” ucap Sodik, di Darul Hikam, Jumat (22/04/2022).

Sodik menyatakan, akibat kondisi tersebut umat Islam tidak mampu mencapai tujuan bersama dan menjadi kekuatan yang menjadikan umat Islam unggul dan memimpin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik nasional maupun global.

“Berdasarkan hal tersebut, Pusat Data dan Dinamika Umat (DINAMIKU) Darul Hikam merasa sangat perlu membuat suatu Roadmap Perjuangan Ummat Islam sehingga ummat Islam bisa memberikan peran yang signifikan dalam mewujudkan Indonesia Emas,” kata Sodik.

Untuk mengumpulkan gagasan-gagasan dalam penyusunan Roadmap ini, DINAMIKU akan menyelenggarakan kegiatan seminar dengan pembahasan berbagai masalah yang ada seperti,
a. Politik dan Pemerintahan.
Bidang ini menyoroti bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas kader-kader ummat Islam dalam posisi strategis.
b. Legislasi dan Hukum.
Aspek legislasi dan hukum ini membahas seputar bagaimana mengisi produk undang-undang dan peraturan dengan nilai-nilai Islam dan Pancasila.
c. Ekonomi dan Kesejahteraan.
Harapan dari pembahasan ekonomi dan kesejahteraan ini membangun kemampanan ekonomi untuk mewariskan generasi tanggguh ummat Islam.
d. Dakwah dan Pembinaan Ummat.
Out put dari pembahasan bidang Dakwah dan Peminaan ummat ini diharapkan menghasilkan evaluasi terhadap gerakan dakwah dan pembinaan ummat selama ini dan memunculkan gagasan yang komprehensif dalam mencari solusinya dari permasalahan dakwah selama ini.
e. IPTEK, SDM dan Pendidikan.
Menyadari bahwa penguasaan Iptek, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan sangat strategis untuk kemajuan peradaban ummat, maka pembahasan ini diharapkan bisa memberikan sumbang saran untuk meningktakan kualitas bidang tersebut.

Ketua Panitia Kegiatan Triyono Suwito memaparkan, seminar yang bertema “Program dan Agenda Umat Islam Menuju Indonesia Emas 2045” bertujuan untuk menyusun program dan agenda umat Islam menyambut 100 tahun kemerdekaan Indonesia 2045 serta mengedukasi umat serta menyatukan persepsi demi terwujudnya satu gerakan yang konkret demi masa depan Indonesia, khususnya ummat Islam dalam menjaga dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kita menyadari perlunya komitmen bersama dari seluruh komponen ummat Islam untuk memberikan kontribusi terhadap Indonesia Emas,” ujarnya.

Kegiatan yang akan berlangsung pada Minggu (24/04/2022), mulai pukul 08.00-17.20 WIB dilakukan secara offline di Kampus SMA Darul Hikam Jl. Supratman 88, Kota Bandung dan online melalui zoom meeting.

Peserta yang ditargetkan mencapai 400 peserta berasal dari Ormas Islam, Politisi, Pengusaha, Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Pelajar/ Kepemudaan dan Millenial/Start Up.

Sejumlah pembicara akan memaparkan gagasannya, diantaranya Widya Setiabudi Sumadinata (Dekan FISIP UNPAD), Ahmad Doli Kurnia Tandjung (Ketua Komisi II DPR-RI), Hamdan Zoelva (Mantan Ketua MK/ Presiden SI), Cecep Darmawan (Guru Besar Politik UPI/Direktur CEQU DH), Arif Satria (Ketua Umum ICMI), Solehuddin, M (Rektor Universitas Pendidikan Indonesia), Sandiaga Salahudin Uno (Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI), Rieke Diah Pitaloka (Anggota Badan Pengkajian MPR RI), Indra Fahmi (Wakil Rektor IKOPIN University Bidang Kerjasama dan Pemasaran), Maman Imanulhaq (Anggota DPR Ri/NU), Dadang Kahmad (Ketua PP Muhammadiyyah), Asrorun Ni’am Sholeh (Tokoh Muda MUI). (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.