KILASBANDUNGNEWS.COM – Mawar sebut saja demikian, gadis disabilitas (tuna rungu dan tuna wicara) warga Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap hamil 6 bulan setelah digagahi 9 pria diduga oknum debt collector bank keliling.

Ibu mawar mengaku khawatir, pasalnya dalam waktu dekat ini gadis berpasar ayu ini akan segera melahirkan dengan operasi caesar atau sectio caesarea, sementara mereka bukan dari keluarga mampu bahkan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).

Mendapati itu, anggota Komisi A DPRD Kota Bandung Mochamad Ulan Surlan mengaku prihatin.

“Berawal mendapat informasi dari Bu RW bu Lilis ada warganya anak yatim dan disabilitas hamil 6 bulan diduga pelaku penagih dari bank keliling. Saya tanya sudah lapor belum sudah ke Polsek namun disana tidak ada PPA sehingga harus ke Polda dan wilayah kejadian pun ada yang di Kabupaten. Saya sebagai wakil rakyat dan kebetulan warga dapil, ya saya kesana,” ungkap Ulan usai mendatangi rumah korban.

Pihak RW dan keluarga sendiri kata Ulan tidak keberatan jika masalah menimpa anaknya itu diviralkan agar ada tanggapan atau kejelasan baik dari kepolisian maupun pihak terkait lainnya, terutama kepada pelaku agar ada tindakan hukum.

“Keterangan ibunya sambil nangis, dia tidak tahu anaknya hamil dan tidak tahu kelakuan anaknya. Karena sejak keluar sekolah SLB korban diperbantukan di sebuah warung angkringan di RW tersebut, ya bantu-bantu bikin kopi,” ujarnya.

“Nah keterangan yang punya warung, anak ini ada interaksi dengan penagih keliling ada komunikasi. Nah tanggal 29 lapor, jadi bukan om yang lapor ya,” papar om Ulan sapaan akrab warga kepada wakil rakyat ini.

Ulan, berharap dengan viralnya masalah ini para pelaku bisa ditangkap dan keberlangsungan hidup si korban bisa teratasi. Menurut Ulan bukan masalah dinikahinya melainkan bagaimana kebutuhan untuk melahirkan dan status anak yang diutamakan.

“Kita up untuk mencari keadilan bagi korban. Menurut korban saat BAP, hp sudah dipegang Polda, korban dan pelaku komunikasi lewat chat. Pengakuan korban, bisa dipakai 1-3 jam oleh 3 orang, itu kan ngeri, terlepas suka tidak suka silahkan kepolisian membuktikannya. Kita ingin membuka kasus ini. Kita ada panggilan jiwa dan nurani rakyat di daerah warga minta jalan keluar akan melahirkan tidak punya BPJS,” tandasnya.

Selain kepolisian, Ulan pun berharap Dinsos (Dinas Sosial) dan pemerintah kota Bandung melalui DP3A (Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak) memberi perhatian dan memberi solusi terutama untuk persalinan dan status sosialnya.

“Kalau saya tidak bisa membantu walau hanya seperti ini saya kecewa terhadap diri sendiri. Semoha ada solusi dengan mengangkat isu ini dan tidak ada pihak korban atau yang terzolimi, diharapkan pemerintah hadir melindungi segenap warga masyarakat, tanggungjawab kehidupan sosial masyarakat. Kalau kepolisian tentu nantinya melakukan identifikasi, penyelidikan demi keadilan untuk semua orang. Kita tidak ingin menuduh tanpa bukti ke yang lain, biar itu PR polisi berdasarkan keterangan. Kita pun sementara ini hanya berdasarkan keterangan korban saja,” tegasnya mengakhiri. (EVY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.