Bandung – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2018, yang saat ini menggunakan sisten zonasi banyak menuai protes dari sebagian orang tua siswa yang anaknya akan mendaftarkan sekolah. Mereka menilai dengan sistem zonasi ini, sangat merugikan terhadap siswa yang memiliki nilai tinggi, karena akan kalah bersaing dengan siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah meski nilainya kecil.
Menyikapi permasalahan tersebut, Sekjen Forum Aksi Guru Indonesia atau FAGI, Iwan Hermawan mengatakan, ada banyak kelemahan dalam PPDB sisten zonasi. Salah satunya akan membuat siswa malas untuk belajar, karena mereka menilai untuk masuk sekolah negeri cukup dengan kedekatan antara rumah dengan sekolah.
“Dengan zonasi tanpa mempertimbangkan nilai akademik maka bisa membuat siswa tidak belajar atau semangat belajarnya berkurang karena toh masuk juga bukan pakai nilai tapi dengan jarak,” jelas Iwan kepada reporter LPS PRSSNI Bandung.
Menurut Iwan, penerapan sistem zonasi dalam PPDB idealnya didukung dengan infrastruktur pendidikan yang sudah merata di seluruh wilayah.
“Sistem zonasi tidak akan terlaksanakan dengan baik apabila infrastruktur belum rata, sekolah-sekolah itu harus ada di setiap kecamatan,” ujarnya.
Iwan berharap, sistem zonasi ini perlu dievaluasi kembali sehingga kasus ini tidak terulang lagi pada pelaksanaan PPDB tahun depan.
“Nanti masyarakat pegunungan yang tidak ada sekolahnya, tidak akan bisa mendapatkan sekolah,” tuturnya.***
Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung