Bandung – Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meyakini seni tradisional dan budaya mampu meningkatkan ekonomi kreatif Kota Bandung. Bahkan ia menilai, seni tradisional bisa meningkatkan pasar ekonomi kreatif Kota Bandung lebih global.
Oleh karenanya, Yana memastikan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung selalu mendukung dan menfasilitasi kesenian tradisional dan ekonomi kreatif untuk lebih berkembang.
“Dalam rangka meningkatkan perekonomian, Pemkot Bandung mendukung penguatan ekonomi kreatif. Maka, keberadaan seni tradisi dan budaya lokal akan tetap lestari di masyarakat,” ujarnya pada acara Rempug Jukung di Bandung Creative Hub, Jalan Laswi, Sabtu (24/8/2019) petang.
Untuk itu, Yana meminta Rempug Jukung menjadi kalender kegiatan ekonomi kreatif. Sebab mampu menjadi pengembangan ekosistem ekonomi dalam konteks kreativitas tradisi.
“Di dalamnya harus ada kolaborasi dalam bentuk kompetisi dan pameran yang menawarkan nilai budaya, itu menjadi ciri khas kearifan lokal,” pintanya.
Ia yakin atas hal tersebut karena berdasarkan Direktori Bekraf Information System and Mobile Application (Bisma), di Kota Bandung terdapat 16 sub sektor ekknomi kreatif. Di antaranya aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, films animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penertiban, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa dan televisi radio.
“Kota Bandung pada tahun 2017 ditunjuk oleh Bekraf sebagai tuan rumah, karena potensinya sangat besar. Menghasilkan ide demi kemajuan ekonomi, maka secara umum ekonomi kreatif merupakan ekonomi berbasis gagasan dan imajinasi,” kata Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar) Kota Bandung, Dewi Kaniasari menyampaikan kegiatan Rempug Jukung bertujuan untuk mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif Kota Bandung dalam bentuk kompetisi dan pameran.
“Ini menjadi peningkatan nilai budaya dan kreativitas yang menjadi ciri khas kearifan lokal kota Bandung,” kata Kenny, sapaan akrabnya.
Menurutnya, dengan hadirnya Rempug Jukung, mampu meningkatkan sub sektor yaitu fesyen musik, kriya atau kerajinan dengan konteks kreativitas tradisi di bawah Disbudpar melalui bidang ekonomi dan kreatif.
“Ini sebagai sarana berkreasi untuk menggiatkan komunitas pelaku ekonomi krearif berbasis tradisi yang juga menampilkan fesyen musik dan kuliner,” jelasnya. ***